PATI – Kendati subsidi pembelian gabah petani dari
Kementerian Pertanian dinilai terlambat, tapi hal tersebut membuat lega
para petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten
Pati. Sebab, gabah hasil panenan para petani binaannya pasti akan
terserap oleh Satgas Bulog.
Dengan demikian, harga jual gabah kering panen (GKP) untuk sisa
panenan bulan ini tidak lagi dipermainkan oleh para tengkulak karena
harga jual tetap sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP), yakni
Rp 3.700 per kilogram karena petani mendapat subsidi per kilogram Rp
400. Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati,
Muhtar Effendi, Kamis (9/3).
Dia jua menginformasikan, bahwa Satgas Bulog mulai melakukan
pembelian GKP pada Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rejeki, Desa Wonorejo,
Kecamatan Tlogowungu, Pati.
Akan tetapi, katanya lebih lanjut, GKP yang dibeli Satgas Bulog
dengan tambahan harga subsidi tersebut tetap harus memenuhi persyaratan
kualitas, yaitu kadar air maksimal 30 persen dan hampa kotoran di atas
15 persen. Hal itu sudah pasti bisa dipenuhi karena sisa panen padi
petani yang dijual didukung cuaca yang mulai membaik.
100 Ton
Dengan kata lain, untuk memanen padi saat ini rata-rata areal
persawahan yang terdapat tanaman padi sudah mulai terbebas dari genangan
air. ”Hal tersebut tentu jauh berbeda dengan kondisi panenan Februari
lalu. Selain cuaca basah juga banyak tanaman padi petani terutama di
pinggir alur Kali Juwana yang terendam air,” ujarnya.
Dalam kondisi panenan seperti itu, masih kata Muhtar Effendi,
pihaknya dan juga para PPL sudah pasti repot menghadapi keluh kesah
petani. Apalagi, waktu itu padi yang dipanen memang benar-benar dalam
kondisi basah, sehingga tidak ada pembeli/penebas sama sekali tidak ada
yang tertarik untuk ikut membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi
petani.
Penyikapan seperti itu fajar, karena pedagang sudah pasti tidak mau
rugi. Apalagi, jika pembelian dilakukan para pedagang juga menghadapi
kesulitan dalam memproses perngeringan. Terlebih, bila dilakukan
penggilingan berasnya tidak bisa maksimal.
Beruntung pemerintah segera tanggap, untuk hasil panenan padi petani
harus bisa terserap sebanyak-banyaknya oleh Bulog dengan harga sesuai
HPP. ”Karena itu, untuk mengangkat harga jual GKP di tingkat petani
pemerintah memberikan subsidi.”
Dihubungi berkait hal tersebut, Kepala Bulog Sub-Divre Pati Ahmad
Kholizun mengatakan, saat ini GKP petani dibeli dengan harga sesuai HPP.
Akan tetapi syarat kualitas juga tetap diberlakukan, yaitu dengan kadar
air maksimal 30 persen, dan butir hampa/kotoran maksimal 15 persen,
baru petani bisa menikmati subsidi Rp 400 per kilogram.
Melalui pembelian tersebut, pihaknya nanti akan mengajukan
penggantian ke Kementerian Pertanian, sehingga pembayaran sesuai HPP Rp
3.700 per kilogram untuk sementara menjadi tanggung jawabnya. ”Saat ini
Satgas Bulog sudahg berhasil menyerap pembelian panenan petani sebanyak
100 ton setara berasa.”
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/beras-petani-dibeli-dengan-harga-subsidi/