BLORA – Kondisi geografis, iklim dan cuaca Blora yang cenderung panas, dinilai cocok untuk budidaya sapi jenis peranakan ongole (PO).
Para petani pemilik ternak sapi pun
diminta tetap mempertahankan pembudidayaan sapi PO di tengah imingiming
keuntungan besar beternak sapi jenis lainnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
Blora, Wahyu Agustini, mengemukakan, selama ini Blora dikenal sebagai
kabupaten dengan jumlah populasi ternak sapi terbanyak di Jateng.
Jumlah populasi sapi di Blora pun setiap
tahun meningkat. Pada 2015, jumlah sapi sebanyak 211.559 ekor,
sedangkan pada 2016 sebanyak 222.718 ekor.
Menurut Wahyu Agustini, sebagian besar
sapi tersebut adalah jenis PO. ‘’Karena memang kondisi di Blora, baik
cuaca, iklim maupun ketersediaan pangan sangat mendukung untuk budidaya
sapi PO,’’ ujarnya, kemarin.
Hanya saja, jenis sapi PO dari sisi
pertumbuhan atau kenaikan berat badan lebih lambat dibanding sapi jenis
lain. Namun, sapi PO memiliki keunggulan dibanding sapi jenis lainnya,
antara lain lebih tahan terhadap cuaca panas.
Keunggulan ini kurang dimiliki oleh sapi
jenis limousin dan simmental karena sapi jenis ini kurang begitu tahan
dengan panas lantaran habitat aslinya mereka memang bukan sapi daerah
panas.
Sapi PO juga dinyakini lebih tahan terhadap ekto dan endoparasit. Selain itu, sapi PO juga lebih bertenaga.
‘’Keunggulan lainnya yang tidak kalah
penting, adalah sapi PO tetap bisa kawinkan meski dalam kondisi
menyusui,’’ tandas Wahyu Agustini. Untuk meningkatkan motivasi petani
memelihara ternak sapi jenis PO, sejumlah kebijakan pun diterapkan.
Mulai dari pendampingan, penyediaan fasilitas reproduksi hingga digelarnya lomba yang rutin diadakan setiap tahun di Blora.
Apalagi, tahun lalu Kementerian
Pertanian telah menetapkan Kabupaten Blora sebagai salah satu daerah
pengembangan sentra peternakan rakyat (SPR) di Indonesia. Dengan
ditunjuk jadi SPR itu, Blora pun bertugas menyuplai ternak maupun daging
sapi ke daerah lainnya.
Daerah Unggulan
Bupati Djoko Nugroho bertekad menjadikan
Blora sebagai daerah yang unggul dan mampu bersaing di tingkat regional
dan nasional, terutama sektor ternak sapi.
Menurutnya, populasi ternak sapi di Blora adalah terbesar se-Jawa Tengah. Bupati juga bertekad meningkatkan daya saing produksi.
Untuk itu, para peternak di Blora
diharapkan dapat menghasilkan ternak yang lebih berkualitas serta dapat
menyediakan stok bibit pengganti indukinduk yang sudah tua atau tidak
produktif.
Wahyu Agustini menambahkan, tahun ini Blora melaksanakan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Program tersebut merupakan program
nasional yang telah dicanangkan Presiden Jokowi, belum lama ini. Dalam
program itu, Blora mendapatkan kuota sebanyak 79.432 ekor sapi indukan
wajib bunting.
Melalui program Upsus Siwab, pemerintah
menggratiskan biaya kawin sutik atau inseminasi buatan (IB) satu hingga
dua kali. Pemerintah pun menyediakan semen beku sapi yang dibagikan ke
daerahdaerah untuk melaksanakan Upsus Siwab.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/blora-cocok-untuk-budidaya-sapi-po/