Dari pengamatan wartapati.com, pengendara lebih berhati-hati saat melintasi lubang atau serpihan kerikil dan aspal di titik jalan alternatif Pati rusak itu. Selain itu, penglihatan pengguna jalan juga terganggu akibat debu yang berterbangan ketika sebuah kendaraan melintasi lubang jalan.
Salah satu pengendara yang juga siswi sekolah, Hendra mengeluhkan kondisi jalan itu. Menurutnya jalur tersebut sangat dibutuhkan warga, baik dari kota ke Kecamatan Winong atau sebaliknya. Setiap hari, Dia bersama temannya melintasi jalan itu untuk menuju sekolah yang berada di kota.
“Seringnya lewat sini, kalau lewat (jalan) lain jauh harus menuju ke Kecamatan Winong ke arah Pasar Gabus baru ke arah kota, padahal rumah saya di Desa Ngastorejo, Jakenan. Lewat sini paling dekat, kalau kondisinya seperti ini yang harus hati-hati,” ujarnya sepulang sekolah.
Hendra menuturkan, selain kondisi aspal jalan yang mulai mengelupas, fasilitas penerangan jalur alternatif itu juga minim. Menurutnya pengguna jalur itu tidak hanya pagi hingga sore hari saja, namun petang hingga fajar kadang masih ada pengguna jalan yang melintas.
Siswi SMA itu juga menceritakan pengalamannya ketika pulang dari pelajaran ektrakulikuler saat petang hari, dimana kondisi jalan yang becek dan licin karena habis hujan lebat.
“Inginnya jalan ini baik, ada perbaikan cepat jika ada kerusakan. Dan penerangan kalau bisa di tambah,” harapnya.
Sumber Berita : http://wartapati.com/info-pati/jalan-alternatif-pati-rusak-perbaikan-belum-ada/