JEPARA – Kemacetan
parah selalu terjadi di perempatan Nalumsari, Mayong dan Gotri tiap jam
masuk kerja dan sekolah. Pasalnya, di jam-jam itu, ruas jalan itu
dipenuhi oleh kendaraan roda dua yang dikendarai oleh para pekerja
pabrik.
Meski hanya singkat, kondisi itu meresahkan masyarakat. Anak sekolah terlambat masuk sekolah.
Demikian pula para pekerja pabrik.
Menanggapi permasalahan itu, jam masuk pabrik direncanakan akan digeser.
Kebijakan ini tinggal menunggu kesepakatan dengan para pengusaha.
Sekda Jepara Sholih menjelaskan,
berdirinya pabrik-pabrik besar di Jepara, khususnya di wilayah Jepara
bagian selatan seperti Mayong, Kalinyamatan hingga Pecangaan
mengakibatkan kemacetan. Sebab tak didukung dengan akses jalan yang
memadai.
”Kondisi jalan tak bisa menampung
membeludaknya pengendara pada jam-jam masuk sekolah dan kantor,” kata
Sholih. Untuk menyelesaikan persoalan ini, pihaknya sesegera mungkin
melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait.
Khususnya dengan para pengusaha untuk
menyepakati rencana pergeseran jam masuk kerja. Adanya pabrik di Jepara
memang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga tiap
pagi jalan raya menuju pabrik selalu padat.
”Banyaknya tenaga kerja yang terserap
itu terbukti dengan tingkat pengangguran terbuka di Jepara yang menurun
sejak 2013. Dari 6,28 persen turun menjadi 5,09 persen di tahun 2014.
Tahun 2015 menjadi hanya 3,12 persen,” bebernya.
Pertemuan
Kasatlantas Polres Jepara AKP Andhika
Wiratama mengatakan, menanggapi persoalan itu, sudah dilakukan
setidaknya dua kali pertemuan.
Pertama yang diinisiasi Polres Jepara
yang menghadirkan dari Dinas Perhubungan, Dinas PU-PR Kapolsek dan
Kecamatan yang wilayahnya banyak berdiri pabrik.
Pertemuan kedua oleh Pemkab Jepara yang
mengundang stakeholder. ”Rapat pertama di Pendapa Kecamatan Kalinyamatan
pada 13 Maret lalu.
Hasil dari rapat pertama dan kedua sama.
Yakni mengusulkan jam masuk kerja digeser. Dari pukul 07.00 ke pukul
08.00 atau ke pukul 06.00,” kata Andhika.
Usulan lainnya, untuk pabrik-pabrik
besar, diminta untuk menyediakan armada khusus untuk antar jemput
karyawan atau pekerja. Sementara untuk Dinas PU-PR diminta untuk
mengusulkan pelebaran ruas jalan yang mengalami kemacetan.
”Kita tak bisa gunakan jalur alternatif
untuk memecah kemacetan. Langkah paling darurat yang kita lakukan hanya
menambah personel untuk mengatur arus lalu lintas di jam-jam padat,”
kata Andhika.
Pihaknya saat ini juga masih menunggu
kapan pertemuan dengan pihak pabrik akan dilakukan. Akibat kemacetan di
sejumlah titik tersebut, pengendara butuh waktu hingga 10 menit untuk
bisa keluar dari kemacetan.
Salah satu pengendara roda dua, Siska Nugraheni (25) mengungkapkan, kepadatan lalu lintas terjadi tiap pagi.
Kendaraan memang didominasi oleh roda
dua yang dikendarai anak sekolah maupun karyawan pabrik. Selain itu,
kemacetan terjadi lantaran pengendara sering tidak sabar sehingga
mencoba saling mendahului.
”Kemacetan kian parah jika terjadi aksi
saling senggol antar pengendara. Butuh waktu 10 menit untuk keluar dari
titik kemacetan yang hanya ratusan meter itu,” kata Siska yang juga
salah satu karyawan pabrik ini.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jam-masuk-pabrik-akan-digeser/