PATI – Penataan Gedoeng Joeang 45 yang dilakukan
Kodim 0718/Pati sejak awal Februari lalu mulai membuahkan hasil. Pada
Selasa (21/3) malam gedung bersejarah tersebut sudah dapat digunakan
untuk menggelar kegiatan. Sejumlah komunitas mulai dari seniman baik
perupa maupun pemusik, pebonsai, fotografer, otomotif sampai kuliner
memamerkan sejumlah karyanya di halaman gedung tersebut.
Dandim 0718 Pati, Letkol Inf Andri AK sejak awal menginginkan agar
Gedoeng Joeang 45 yang fungsi awalnya sebagai museum tersebut diharapkan
bisa dijadikan sarana interaksi warga, serta edukasi tapi tidak
meninggalkan nilai-nilai semangat juang dan semangat 45. Apalagi,
Gedoeng Joeang 45 itu merupakan bangunan bersejarah, karena pada masanya
pernah digunakan sebagai tempat para pejuang untuk merumuskan strategi
perang dalam mengusir penjajah dari Pati.
Dalam perjalanannya, gedung itu juga dimanfaatkan sebagai sarana
komunikasi sosial dan interaktif masyarakat. Di antaranya sebagai tempat
berolah raga, serta pertemuan dan pada 1936 pernah menjadi tempat
‘’societed’’Soeka Rame.
Dandim mengatakan, sesuai rencana acara pembukaan akan dilakukan oleh
Bupati pada Jumat (24/3) malam. Jika masingmasing komunitas sudah
menggelar kegiatan, seperti para perupa, pebonsai, fotografer, penggemar
seni batu-batuan (suiseki), karena sudah menjadi kesepakatan bersama
bahwa kreativitas masyarakat Pati perlu mendapat apresiasi.
Dipahami Masyarakat
“Kreativitas warga bukan hanya sekadar dikenang, tapi perlu
ditampilkan secara visual sehingga secara langsung dapat dipahami
masyarakat. Maksudnya, seberapa besar potensi itu dapat dikekspose agar
bisa dinikmati secara riil oleh masyarakat,” kata Dandim.
Para fotografer misalnya, keberhasilannya menampilkan foto-foto kuno
tentang bangunan bersejarah di Pati bisa dimanfaatkan masyarakat untuk
mengetahui peradaban masa lalu Pati. Demikian pula, tampilnya para
perupa dengan karya lukisnya yang cukup bagus untuk dipemerkan, maka
mereka benar-benar potensial sehingga sudah semestinya jika diapresiasi.
Dari kretivitas bonsai dan suiseki juga mempunyai kesempatan
memberikan teknis pembuatan bonsai. Sedangkan dari pemproduk kopi dengan
aksi ‘’barista’’dan kuliner selama kegiatan berlangsung bisa memberikan
daya tarik lebih kepada pengunjung. Selebihnya juga dilaksanakan
pemutaran film dokumenter perjuangan, karena hal itu merupakan cerminan
bahwa kita generasi penerus memiliki tanggung jawab mengisi kegiatan
positif yang bisa dibanggakan.
“Jadikan kesempatan ini sebagai sarana berinteraktif, edukatif dan
inspiratif dengan tetap membekali diri terus membangkitkan jiwa
nasionalisme yang merupakan kebanggaan sebagai anak bangsa,” pungkasnya.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kodim-gelar-pameran-bonsai/