Cari Blog Ini

Senin, 27 Maret 2017

Menhub Berikan Sertifikasi ke SMK di Kota Kretek Di Pati, Berencana Beli 100 Kapal

KUDUS – Sekolah vokasi di Kabupaten Kudus kian maju. Salah satu buktinya, ada kerja sama yang baik antara pemerintah kabupaten (pemkab) dengan pihak swasta, seperti Djarum Foundation dan lainnya.
Hal itu tidak terlepas dari support penuh Bupati Kudus Musthofa yang sangat peduli dengan dunia pendidikan. Program wajib belajar 12 tahun sebagai visi bupati dua periode ini, berhasil membantu siswa-siswi yang kurang mampu agar bisa melanjutkan sekolah hingga jenjang yang lebih tinggi.
Kendati sekarang kewenangan pengelolaan SMA-SMK diambil alih provinsi, bupati tetap memberikan perhatian penuh terhadap kemajuan dunia pendidikan di Kota Kretek (sebutan untuk Kabupaten Kudus).
Salah satu buktinya, digelarnya Approval Certificate Presentation, MoU and Donation Signing Ceremony di SMK Wisudha Karya kemarin. SMK tersebut merupakan salah satu sekolah kejuruan unggulan di Kudus, karena mempunyai program studi pelayaran. Di mana di dalamnya ada jurusan nautika dan teknika.
Dalam acara yang juga dihadiri Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi ini, Bupati Musthofa mengatakan, Kudus menjadi paku buminya pendidikan vokasi. ”Di era globalisasi sekarang ini, sudah tak asing lagi bagi SMK kerja sama dengan perusahaan besar tingkat dunia. Saya berharap, lulusan SMK bisa mengambil peran untuk pemenuhan industrial sesuai dengan kebutuhan,” kata bupati.
Dia menambahkan, meski kewenangan SMK di bawah Provinsi Jateng, tapi Pemkab Kudus memiliki tanggung jawab penuh dengan kualitas pendidikan. Untuk itu, pihaknya ikut memperhatikan siswa SMA/SMK kurang mampu dengan memberikan beasiswa yang mencapai Rp 14,9 miliar.
Adanya sertifikasi tersebut, lulusan dari SMK Wisudha Karya akan mendapat lisensi sebagai perwira kapal untuk bekerja di atas kapal niaga di dalam maupun luar negeri. Program keahlian nautika kapal niaga dan teknika kapal niaga SMK Wisudha Karya Kudus telah memenuhi persyaratan Standards of Training Certification and Watchkeeping (STCW) 2010 dari International Maritime Organization. Program ini merupakan program yang dibuka oleh Djarum Foundation dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) pada tahun 2014 silam.
”Satu kabupaten (Kudus) memberikan arti bagi bangsa. Menjadi satu titik di mana kita mencoba memberikan ruang swasta untuk membuat dunia pendidikan bukan saja dari pemerintah, swasta memberikan support proses pendidikan,” kata Menteri Budi Karya.
Pihaknya sangat mengapresiasi pihak swasta dan pemerintah kabupaten yang sudah men-support penuh dunia pendidikan menjadi lebih baik.
Sementara itu, setelah dari Kudus rombongan Menhub RI Budi Karya Sumadi mengunjungi nelayan dan pembuatan kapal di Kecamatan Juwana, Pati. Kunjungan selama 60 menit itu menyambangi dua pengusaha kapal untuk berkomunikasi tentang kapal, sebelum ia memesan 100 unit kapal yang akan diberikan ke beberapa daerah.
Setibanya di Syahbandar Juwana, dia disambut Bupati Pati Haryanto dan jajarannya. Setelah berjabat tangan dengan pejabat Pati, dia langsung menuju salah satu pengusaha kapal di lokasi berdekatan dengan Syahbandar. Edi berbincang-bincang dengan salah satu pengusaha kapal tentang perkembangan kapal di Pati untuk alat transportasi di laut.
Usai berbincang-bincang selama 15 menit, pria yang siang itu mengenakan kemeja putih kemudian melaju ke pengusaha kapal lainnya di Desa Bumirejo, Juwana. Sama seperti saat berkomunikasi dengan nelayan di Desa Bajomulyo, Edi bertanya perkembangan kapal dan harga kapal beserta asesorisnya saat ini.
Hujan lebat yang sempat mengiringi kunjungan Menhub tak menyurutkan semangat mereka bertemu para nelayan dan pengusaha pembuatan kapal. Bahkan, para rombongan menggunakan payung sat tiba di lokasi pembutan kapal.
Edi menjelaskan, ingin memperhatikan industri kapal diperhatikan karena itu bagian dari kearifan lokal, bahkan di Kalimantan dan Sulawesi permintaan berkurang. Melihat kondisi semacam itu, pihaknya berencana memesan 100 kapal supaya kemampuan kearifan lokal terus tumbuh. ”Ya, rencananya kami akan membeli 100 kapal yang akan diberikan kepada beberapa pemkab/pemkot dan yayasan supaya mendapatkan kapal baru dan bagus. Dengan harapan, industri perkapalan meningkat dan melayani pelayanan masyarakat dalam pengiriman logistik semakin baik,” ucapnya.
Kapal, tambah Edi, sebagai alat transportasi pengiriman logistik dari satu pulau ke pulau lainnya jika semakin maju, otomatis industri kapal juga semakin baik. Apalagi dengan kompetensi ketat yang semakin modern ini akan menumbuhkan daya saing. Diharapkan pelabuhan niaga semakin baik.
Hasil dari komunikasi dengan nelayan dan pembuat kapal, harga kapal antara Rp 350 juta. Ia berharap ada yang kurang dari harga itu supaya bisa lebih banyak membeli kapal. Nantinya hasil dari kunjungan itu dikoordinasikan, kalau cocok, Menhub akan membeli 100 kapal dari Pati.
”Nantinya akan kami ikutkan tender. Dari pemerintah dialokasikan Rp 2 miliar per kapal, kalau bisa lebih murah dari anggaran itu karena untuk pembelian kapal 35 GT. Kapal itu untuk logistik saja, bukan dipakai menangkap ikan,” imbuhnya.
Bupati Pati Haryanto menjelaskan, di Pati ada lima galangan kapal. Ia pun mendorong untuk perkembangan galangan kapal. Dengan memanfaatkan galangan tradisional, memberikan kesempatan pengelolaan pembuatan kapal. Dengan demikian, pelabuhan niaga tumbuh kembali. “Harapan kami, Pati kebagian beberapa kapal dari 100 kapal yang akan diberikan kepada beberapa pembak/pemkot. Supaya masyarakat tidak tergantung perikanan, tapi perdagangan bahan baku seperti kayu dan lainnya,” kata Haryanto.