KUDUS – Serangkaian
musibah berupa banjir bandang di lereng Pegunungan Kendeng, Desa
Wonosoco, Kecamatan Undaan, tidak dapat dipisahkan dari kondisi hutan di
kawasan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengembalikan
kondisi awal hutan.
Intinya, dilihat dari manfaat dan dampak
yang ditimbulkan akibat kondisi hutan yang tidak lagi lestari. Ketua
Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Muria, Hendy Hendro, mengemukakan
hal itu kemarin.
Hendy yang juga mewakili Tim dari
Universitas Muria Kudus (UMK) beserta sejumlah dosen dan mahasiswa
Fakultas Pertanian, pekan lalu bersama Muspicam Undaan dan Pemerintah
Desa Wonosoco, juga sudah memantau langsung kondisi hutan di kawasan
tersebut.
”Pengelolaan hutan harus dilakukan
dengan tetap mempertimbangkan sisi manfaat bagi masyarakat setempat,”
katanya. Bentuk rehabitasi hutan yang akan diharapkan dilakukan yakni
menggunakan konsep agroforestri.
Konsep agroforestri merupakan suatu konsep kombinasi antara tanaman hutan dengan tanaman pertanian.
Rancangan teknis meliputi penentuan
jenis tanaman, jarak tanam, pola tanam dan kebutuhan bibit tanaman yang
dibutuhkan. Penentuan jenis tanaman pun didasarkan atas manfaat dan
fungsinya ekologi maupun ekonomi.
”Tanaman semusim seperti jagung tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi masyarakat sekitar kawasan,”
jelasnya. Sedangkan tanaman hutan tersebut berfungsi untuk memperbaiki
sistem tata air, melindungi kerusakan tanah dan memperbaiki ekosistem
hutan.
Nantinya menimimalkan bencana alam
rehabilitasi di lahan tersebut dilakukan, sehingga kawasan yang
terdegradasi dapat mengembalikan fungsinya sebagai perlindungan
ekosistem dan tata air bagi daerah sekitarnya, serta dapat juga
memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Dihentikan
Ditambahkan Camat Undaan Catur
Widiyatno, khusus untuk wilayahnya, pihaknya sudah melakukan sejumlah
hal. Salah satunya, dengan menghentikan penanaman tanaman semusim
seperti jagung. Pasalnya, hal itu dianggap akan mengurangi kekuatan
penyerapan air.
”Kita berharap hal serupa dapat juga
dilakukan di wilayah tetangga,” jelasnya. Bagaimanapun, bila kerusakan
hutan dibiarkan berlarut-larut tanpa ada perbaikan dimungkinkan yang
akan dirugikan masyarakat juga.
Mengacu pada kondisi tersebut, pihaknya
akan bekerja sama dengan pemanggku wilayah di perbatasan Kudus-Pati
untuk dapat secara bersamasama memperbaiki kerusakan hutan. ”Salah
satunya dengan menghentikan penanaman tanaman semusim seperti yang sudah
dilakukan di Wonosoco,” imbuhnya. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pelestarian-hutan-kendeng-mendesak/