BLORA – Jembatan di
atas Sungai Bengawan Solo, yang menghubungkan Desa Medalem, Kecamatan
Kradenan, Blora (Jateng) dengan Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho,
Bojonegoro (Jatim), dipastikan belum akan dibangun, tahun ini.
Proposal usulan pembangunan jembatan
yang dilayangkan Pemkab Blora, tahun lalu hingga kini, belum direspons
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bahkan, kemungkinan pembangunan jembatan
yang menghubungkan dua provinsi itu sulit terealisasi. Penyebabnya,
jalan akses menuju lokasi jembatan bukan jalan nasional, melainkan hanya
jalan poros kecamatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (DPUPR) Blora, Samgautama Karnajaya, mengemukakan, hingga kini
pihaknya belum mendapatkan kejelasan dari Kementerian PUPR terkait
rencana pembangunan jembatan Bengawan Solo di Desa Medalem.
Karena belum ada kejelasan, pihaknya
memastikan tahun ini jembatan tersebut belum akan dibangun.
’’Sepengetahuan kami, tahun ini dalam APBN belum dianggarkan dana
pembangunan jembatan Medalem-Ngraho,’’ ujarnya, kemarin.
Selain dibutuhkan dana yang besar,
sekitar Rp 80 miliar, jembatan yang diusulkan dibangun itu berada di dua
wilayah provinsi. Kewenangan pembangunannya pun berada di pusat yakni
di Kemen-PUPR.
Pemkab Blora awal tahun lalu mengajukan
proposal usulan pembangunan Jembatan Bengawan Solo ke Kemen-PUPR. Bupati
Bojonegoro Suyoto turut menandatangani proposal.
Wabup Blora Getol
Bahkan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
bersama Gubernur Jatim Soekarwo memberi dukungan penuh dibangunnya
jembatan itu. Tidak hanya pejabat di kedua daerah, dukungan serupa
pernah dilontarkan Staf Khusus Wakil Presiden RI Jusuf Kalla Bidang
Bidang Ekonomi dan Keuangan, Wijayanto Samirin, saat berkunjung ke
Blora, Mei 2016.
Dia diajak Wakil Bupati (Wabup) Blora
Arief Rohman meninjau lokasi rencana pembangunan jembatan. Wabup
Blora-lah yang selama ini getol mengusulkan sekaligus memperjuangkan
pembangunan jembatan Bengawan Solo tersebut
. ’’Mudah-mudahan pada 2018 ada kabar
baik terkait rencana pembangunan jembatan Bengawan Solo di Medalem.
Paling tidak, kabar baiknya berupa sudah ada perencanaan di
Kemen-PUPR,’’ kata Samgautama Karnajaya, yang tahun lalu menjabat kepala
Bappeda Blora.
Keberadaan jembatan di Medalem-Ngraho
dinyakini akan membawa dampak pesatnya pertumbuhan ekonomi di kedua
daerah. Selama ini, transportasi penghubung masyarakat Medalem dan
Ngraho hanya melalui perahu penyeberangan.
Setiap hari, perahu penyerangan hilir
mudik di atas Bengawan Solo untuk mengantarkan warga maupun barang
dagangan. Masyarakat Medalem kerap berjualan ke Pasar Ngraho, demikian
pula sebaliknya.
Di hari pasaran, beberapa warga Ngraho
dan desa lainnya di Jatim, berjualan pula di Pasar Kradenan. Sekadar
diketahui, satu-satunya jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan dua
wilayah Provinsi Jateng-Jatim (Blora-Bojonegoro) hanya ada di Kecamatan
Cepu.
Warga Kradenan harus menempuh jarak sekitar 60 kilometer hanya untuk sampai ke Ngraho jika melewati jalur darat melintasi Cepu.
Dibangunnya Jembatan Ngraho-Medalem
diyakini pula bisa menyatukan kembali komunitas Sedulur Sikep Samin di
kedua daerah yang selama ini terpisah oleh Bengawan Solo.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/proposal-jembatan-bengawan-solo-belum-direspons/