KUDUS - Sehubungan dengan wacana yang digulirkan
soal redesain di sejumlah jembatan yang dinilai menjadi biang penyebab
limpasan air saat hujan deras turun di beberapa titik desa di Kabupaten
Kudus tampaknya tidak semudah membalikan telapak tangan.
Pasalnya sebelum dilakukan kegiatan tersebut banyak hal yang harus
dilakukan, seperti melakukan verifikasi jembatan terkait dengan status
kepemilikan, serta sampai seberapa penting jembatan dilakukan redesain.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kudus, Sam’ani
Intakoris saat ditemui kemarin menjelaskan, memang pihaknya telah
mendengar hal tersebut, namun sampai dengan dari ini belum ada rencana
ke arah redesain jembatan. ”Memang beberapa waktu lali sejumlah jembatan
disebut-sebut menjadi biang terjadinya limpasan air sungai, sehingga
menyebabkan munculnya genangan. Hanya saja rencana redesain tahun ini
belum ada,” paparnya.
Di sisi lain ini juga berkaitan dengan kekuatan anggaran yang ada,
sebab konsentrasi peningkatan infrastruktur publik tidak hanya berfokus
pada jembatan saja, melainkan infrstruktur lainnya juga masih butuh
perhatian. ”Pada prinsipnya kami utamakan skala prioritas dulu, mana
yang lebih penting,” terangnya.
Skenario Lain Terkait dengan upaya lain apabila redesain jembatan
tidak bisa direalisasikan, Sam’ani menjelaskan pihaknya akan melakukan
skenario lainnya yang sekiranya tidak menjadi kendala, baik dari segi
anggaran atau mengganggu mekanisme lainnya. ”Masih ada mekanisme lainnya
tanpa harus meredesain jemnatan supaya tidak menyebabkan limpasan air
ketika debit air sungai meningkat,” terangnya.
Sedangkan cara sederhana yang bisa ditempuh dengan melibatkan
masyarakat,yakni dilakuakn kerja baktgi secara serempak yang bisa
dijadwalkan setiap akhir pekan. ”Itu akan lebih efektif, karena dengan
demikian masyarakat akan mempunyai rasa memiliki jembatan,” katanya.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/redesain-jembatan-gunakan-skala-prioritas/