KUDUS- Sejumlah titik
akses jalan maupun lahan di lereng Pegunungan Rahtawu, Desa Rahtawu dan
Desa Menawan, Kecamatan Gebog sangat rawan longsor.
Selain berada pada kemiringan mencapai
70 derajat dan bahkan tegak lurus, sarana penghubung di sekitar kawasan
tersebut tidak disertai saluran air.
Ketika musim penghujan, aliran air
membuat tanah menjadi retak, gembur dan akhirnya longsor. Selain lima
titik longsor yang terjadi sejak Januari-awal Maret ini, masih ada
retakan di akses jalan lainnya yang kondisinya dianggap cukup
mengkhawatirkan.
Retakan tersebut salah satunya di blok
Jembukir, Dukuh Krajan, Desa Rahtawu. Kondisi tersebut sudah terpantau
sejak beberapa pekan terakhir. ”Panjang jalan yang retak sekitar 30
meter,” kata Kades Rahtawu, Sugiyono. Retakan mengakibatkan jalan pada
beberapa bagian terlihat lebih rendah. Bila dilihat lebih seksama, jalan
berada pada tebing yang nyaris tegak lurus.
Seandainya jalan longsor, dikhawatirkan
akan mengakibatkan akses penghubung sama sekali tidak dapat dilewati.
Pasalnya, retakan nyaris berada pada separuh badan jalan. Biasanya,
longsor tidak hanya terjadi pada sisi retakannya saja tetapi bagian lain
di sekitarnya. ”Kami sudah sampaikan kondisi tersebut ke dinas
terkait,” paparnya.
Prioritas
Kadinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus, Sam’ani Intakoris menyebut institusinya
saat sekarang sedang mengkaji pembenahan pada beberapa titik jalan yang
longsor. Terkait keterbatasan dana, penanganan akan menggunakan skala
prioritas.
”Kami masih mengkaji bagaimana solusi
dan perkirakan biaya yang dibutuhkan,” ungkapnya. Dia menyebut,
diperkirakan sekitar 20 kilometer akses jalan di Desa Rahtawu dan Desa
Menawan, Kecamatan Gebog berpotensi rawan longsor saat musim penghujan.
Selain kondisi akses penghubung di area dengan kemiringan curam, di
sekitarnya juga tidak banyak dijumpai saluran air.
Akibatnya, saat musim penghujan
kandungan air di tanah dekat jalan menjadi sangat banyak dan akhirnya
memicu longsor. ”Untuk mengurangi potensi longsor, salah satu upaya yang
dapat dilakukan misalnya dengan membuat terasiring,” katanya.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/retakan-lereng-rahtawu-mengkhawatirkan/