PATI-TAYU - Ribuan pohon mangrove yang tumbuh di
sepanjang bibir pantai Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, mati. Masyarakat
berharap ada bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab) untuk mengatasi
persoalan tersebut.
Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah tempat di sekitarnya.
Seperti mangrove di Desa Keboromo, Kecamatan Tayu. Hingga kini warga
belum mengetahui penyebab mengeringnya hampir satu hektare tanaman
mangrove, baik di bibir pantai atau sekitar Sungai Tayu yang mengarah ke
laut.
Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Kecamatan Tayu, Sulistiono
mengatakan, beberapa pekan terakhir banyak pohon mangrove yang mati.
Rata-rata pohon yang masih kecil. Namun, belakangan ini daun di pohon
besar mulai mengering.
”Kalau mangrove yang terkena kondisi itu ada di sekitar setengah
hektare. Selain terjadi di sini (Desa Sambiroto, Red) desa sebelah, Desa
Kaboromo juga mengalami kondisi yang sama. Banyak pohon mangrove yang
mulai mati,” katanya kemarin.
Dia menjelaskan, masyarakat sekitar belum melakukan tindakan
apapun. Padahal, tanaman mangrove sangat dibutuhkan. Terutama, mencegah
abrasi pantai. Selain itu, belum diketahui penyebabnya.
”Kami tidak tahu kenapa. Mungkin perubahan cuaca yang ekstrim.
Yang jelas, saat ini kami membutuhkan bantuan dari pemkab untuk turun
tangan mengatasi persoalan itu langsung. Sehingga, tanaman mangrove yang
sangat bermanfaat bagi warga bisa kembali hijau,” harapnya.
Sumber Berita : http://radarkudus.jawapos.com/read/2017/03/23/3417/satu-hektare-mangrove-mati