Pihaknya memilih Kabupaten Rembang untuk latihan gabungan ini, lantaran daerah Rembang masuk kategori minim rawan bencana. “Berhubung minim rawan bencana, maka warganya juga tidak serta merta tahu akan penanganan bencana. Selain itu, penyelenggaraan latihan gabungan ini juga lantaran ada kabar bahwa tahun kemarin ada banjir di daerah Rembang, sehingga latihan ini dinilai perlu dilakukan,” katanya.
Perlu diketahui, latiham gabungan ini dilakukan dengan dua tahap. Yakni tahap pertama mengenai teori dan tahap kedua mengenai praktik evakuasj. Sedangkan dalam latihan ini, juga mendatangkan pelatih dari BPBD Provinsi, TNI, polisi dan BPBD Rembang.
Kepala BPBD Rembang Suharso mengutarakan, dengan latihan ini, diharapkan bisa merubah cara berpikir masyarakat. Yakni bisa saling membantu, bisa saling bahu membahu menanggulangi bencana di lingkunganya masing-masing.
“Selain itu juga bisa memetakan wilayah mana yang dianggap rawan bencana. Sehjngga nantinya bisa dilaporkan kepada BPBD setempat,” ujarnya.
Bupati Rembang Abdul Hadidz mengatakan, penanganan bencana itu ada 3 hal. Yakni penananganan masa kritis, penanganan masa terkendali dan penanganan masa pemulihan.
“Penanganan masa kritis yakni jika bencana tersebut belum tertangani ahlinya. Maka masyarakat harus bisa terjun, turun tangan. Oleh sebab itu, ilmu atau pengetahuan latihan gabungan ini nantinya bisa disalurkan kepada masyarakat.,” ungkapnya.
Sedangkan penanganan masa terkendali yakni penanganan di saat bencana jtu sudah ditangani oleh pihak terkait. Baik pemerintah dan lainnya. Sehjngga, masyarakat bisa ikut serta bahu membahu dan menolongnya. Sedangkan penanganan masa pemulihan yakni penanganan untuk memulihkan pascabencana.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2017/04/11/111994/100-orang-ikuti-latihan-gabungan-penanganan-bencana.html