PATI - Kondisi ruas jalan
Cengkalsewu, Kecamatan Sukolilo, Pati yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Kudus, dianggap memalukan oleh beberapa pihak.
Jalur alternatif yang membelah areal
persawahan itu sering rusak kendati tiap tahun selalu diperbaiki. Jalan
itu tiap hari ramai dilewati, terutama oleh warga Kecamatan Kayen dan
Sukolilo, Pati.
”Kondisi jalan itu memalukan, padahal
jalan sepanjang tidak kurang dari 6 kilometer itu menjadi alternatif
bagi warga Grobogan dan Solo yang akan ke Kudus,” kata Dadi (57), warga
yang tinggal desa di tepi jalan itu.
Bahkan apabila terjadi kemacetan di
jalan Pati-Kudus terkait kepadatan arus mudik dan balik Lebaran, lanjut
dia, ruas jalan itu juga menjadi jalur alternatif. Supri, warga lain
menambahkan, Dinas PUPR selalu memperbaiki kerusakan jalan itu.
Namun setelah itu jalan tersebut kembali
rusak. Kerusakannya pun berganti-ganti, yaitu kadang ambles, kadang
lapisan aspal mengelupas hingga menyisakan lubang besar.
”Selang waktunya tidak lama, tapi ya
rusak terus meskipun selalu diperbaiki.” Pihakya menduga cepat rusaknya
ruas jalan itu karena dulu bekas rawa. Meskipun sudah berlangsung lama,
tanah itu belum benar-benar padat untuk difungsikan sebagai jalan raya.
”Jalan itu juga sering dilewati truk bermuatan berat yang mengakibatkan banyak tempat bergelombang, bahkan ada yang ambles.”
Mempercepat Kerusakan
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Pati, Ahmad Faizal, ketika diminta
tanggapan membenarkan kondisi itu. Namun, menurut dia, kerusakan ruas
jalan itu akan kembali diperbaiki dalam tahun ini.
Hanya dia tidak berani menjamin bisa
bertahan berapa lama. ”Apalagi di kiri kanannya ada sawah, yang pada
musim hujan airnya kerap melimpas ke jalan.
Hal itu juga turut mempercepat
kerusakan.” Ia berharap ada anggaran cukup besar, semisal Rp 10 miliar,
untuk memperbaiki kerusakan jalan tersebut. Bila ada anggaran besar,
kualitas jalan juga dapat ditingkatkan, semisal dibeton.
Menurutnya, bisa pula jalan aspal
dipertahankan, hanya di kiri kanannya dibeton masing-masing selebar 1
meter, yang menghubungkan dengan bahu jalan.
Dikatakan, akan lebih baik lagi bila
dibuat talut di tepi jalan itu, sekaligus sebagai batas antara
persawahan milik warga dan daerah milik jalan (DMJ).
”Soalnya lebar bahu jalan selama ini
makin menyempit, dan kami berupaya mengembalikan tapi dalam bentuk
konstruksi saluran pembuangan (drainase).”Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jalan-cengkalsewu-dianggap-memalukan/