PATI-WEDARIJAKSA – Musim panen padi sudah
tampak di beberapa desa Kecamatan Wedarijaksa. Salah satunya Desa
Tawangharjo, tampak beberapa petani sudah mulai memanen padinya. Sekitar
4 hektar areal sawah ditebas pada masa awal panen kali ini. Namun,
panen kali ini petani terkendala harga padi yang terus menurun.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) desa
setempat Yayuk Supriyani menyatakan, jika bulan ini memasuki waktu
panen. Sementara di desanya baru dipanen sebagian saja. ”Untuk
Tawangharjo baru dipanen sekitar 4 dari total 155 hektar sawah. Nantinya
dipanen bertahap bila sudah memasuki umur panen,” paparnya kemarin.
Ia menjelaskan, jika Mekongga
menjadi varietas padi andalan Desa Tawangharjo. Jenis padi ini memiliki
kelebihan dibanding varietas lain. Yakni lebih tahan terhadap hama dan
hasil panen lebih baik. ”Hasil panen kira-kira bisa sampai 7,2 ton per
hektarnya,” ucapnya.
Namun ia juga mengakui, panen kali
ini pihak petani terkendala harga gabah yang murah. Harga gabah kering
dengan kualitas baik saat ini bisa dihargai sampai Rp 4 ribu per
kilogramnya. Namun jika kualitas biasa dapat dihargai Rp 3.500.
”Memang saat ini harga gabah sedang
tidak bersahabat dengan petani. Selain itu ditemui beberapa serangan
penyakit kresek. Hal itulah yang membuat kualitas dari gabah turun,”
terangnya.
Yayuk juga menyatakan, di
Tawangharjo serangan penyakit tidak separah daerah lain. Dikarenakan
petani lebih sadar dalam budidaya yang sehat dan berkelanjutan. Terbukti
serangan hama dan penyakit tidak begitu masif.
Pengamat Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT) Wedarijaksa Rustam mengakui, jika Tawangharjo lebih aman
dari sejumlah serangan hama. Mengingat penyakit kresek saat ini sedang
mewabah.
”Sepanjang daerah Margoyoso sampai
Dukuhseti serangan kresek cukup banyak. Untungnya petani Tawangharjo
lebih sadar dalam pengaplikasian pupuk dan pestisida,” terangnya.Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/04/27/musim-panen-harga-padi-malah-jeblok/