Cari Blog Ini

Jumat, 28 April 2017

Musim Panen, Harga Padi Malah Jeblok

PATI-WEDARIJAKSA – Musim panen padi sudah tampak di beberapa desa Kecamatan Wedarijaksa. Salah satunya Desa Tawangharjo, tampak beberapa petani sudah mulai memanen padinya. Sekitar 4 hektar areal sawah ditebas pada masa awal panen kali ini. Namun, panen kali ini petani terkendala harga padi yang terus menurun.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) desa setempat Yayuk Supriyani menyatakan, jika bulan ini memasuki waktu panen. Sementara di desanya baru dipanen sebagian saja. ”Untuk Tawangharjo baru dipanen sekitar 4 dari total 155 hektar sawah. Nantinya dipanen bertahap bila sudah memasuki umur panen,” paparnya kemarin.
Ia menjelaskan, jika Mekongga menjadi varietas padi andalan Desa Tawangharjo. Jenis padi ini memiliki kelebihan dibanding varietas lain. Yakni lebih tahan terhadap hama dan hasil panen lebih baik. ”Hasil panen kira-kira bisa sampai 7,2 ton per hektarnya,” ucapnya.
Namun ia juga mengakui, panen kali ini pihak petani terkendala harga gabah yang murah. Harga gabah kering dengan kualitas baik saat ini bisa dihargai sampai Rp 4 ribu per kilogramnya. Namun jika kualitas biasa dapat dihargai Rp 3.500.
”Memang saat ini harga gabah sedang tidak bersahabat dengan petani. Selain itu ditemui beberapa serangan penyakit kresek. Hal itulah yang membuat kualitas dari gabah turun,” terangnya.
Yayuk juga menyatakan, di Tawangharjo serangan penyakit tidak separah daerah lain. Dikarenakan petani lebih sadar dalam budidaya yang sehat dan berkelanjutan. Terbukti serangan hama dan penyakit tidak begitu masif.
Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Wedarijaksa Rustam mengakui, jika Tawangharjo lebih aman dari sejumlah serangan hama. Mengingat penyakit kresek saat ini sedang mewabah.
”Sepanjang daerah Margoyoso sampai Dukuhseti serangan kresek cukup banyak. Untungnya petani Tawangharjo lebih sadar dalam pengaplikasian pupuk dan pestisida,” terangnya.


Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/04/27/musim-panen-harga-padi-malah-jeblok/