PATI-SUKOLILO – Budaya mengarak arak-anak
ketika mau disunat menjadi hal biasa bagi warga sekitar. Budaya tersebut
bahkan membuat warga sekitar ingin mengabadikan momen ini, sebab budaya
mengarak anak mengelilingi desa sudah jarang ditemui. Terlebih di zaman
modern, warga kurang percaya dengan ritual seperti itu.
Sonah warga Dukuh Jembangan Desa
Sukolilo mengatakan, budaya anak yang akan sunat diiringi jaran dan drum
band saat ini jarang ditemukan. Bahkan budaya ini tidak ditemukan di
daerah lain, seperti Tambakromo dan Kayen. “Budaya ini pernah hilang,
namun dua tahun ini mulai diminati kembali oleh warga setempat,”
jelasnya.
Selain itu, dalam iring-iringan
tersebut ada badut dan barongsai. Hal ini menjadi daya tarik sendiri
bagi warga sekitar yang melihat. Terutama bagi anak-anak desa.” Bahkan
anak desa ikut mengiring dari belakang,” paparnya.
Dia menambahkan, ada sekitar 50
orang anggota drum band yang terdiri dari anak SMA, SMP dan SD dari
Sultan Agung Sukolilo. Bahkan anggota drum band tersebut didominasi anak
perempuan yang didandani cantik.” Anggota drum band ini terlihat lucu.
Sebab para pemainnya pakai baju hitam putih seperti dua karakter yang
berbeda dari sifat seseorang,” ungkapnya.
Selain itu, anak yang mau disunat nanti
akan diarak mengelilingi desa. Supaya warga setempat mengetahui bahwa
anak tersebut akan disunat. Bahkan iring-iringan sempat membuat warga
sekitar yang melintas berhenti.” Warga yang melihat ingin mengabadikan
momen tersebut yang sekarang sulit ditemukan,” tuturnya.
Warga yang lain menambahkan, dirinya
bersama anaknya yang masih kecil ikut menungggu kedatangan drum band
tersebut. Selain itu, ada bambu kuning yang dipasang di pinggir jalan.
Bambu ini dipercaya bisa menangkal hal buruk yang akan masuk di sekitar
rumah yang punya hajat.” Bambu runcing ini dipercaya bisa menangkal
hujan,” urainya. Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/04/24/sempat-hilang-budaya-mengarak-anak-kecil-ini-kini-/