PATI-SUKOLILO – Hama tikus yang selama ini
merusak padi warga agak sedikit berkurang. Sebab para petani mulai
menggalakkan gropyokan selama dua kali. Bahkan dengan gropyokan ini
tikus yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk diberikan kepada warga yang
membutuhkannya sebagai makanan ikan.
Wage warga Desa Wotan mengatakan,
petani di sini agak terlambat dalam bercocok tanam sebab sampai saat ini
para petani setempat menuggu bibit padi yang disebar cukup umur. Benih
padi kali ini baru dua mingguan. ”Biasanya benih padi yang ditanam itu
setelah 25 hari pasca disebar,” terangnya.
Selain itu, keterlambatan ini
menjadi kebiasaan petani desa dari dahulu. Walaupun terlambat, petani
desa tidak resah. Sebab kondisi airnya tidak pernah kurang. Bahkan Desa
Wotan ini dilewati irigasi air dari Waduk Kedung Ombo.
Selain itu, kabarnya nanti akan ada
gropyokan dari petani. Gropyokan menggandeng para pemuda dan kelompok
tani. Namun sampai saat ini penetapan jadwal gropyokan belum ada. Sebab
dari desa atau PPL belum memberitahu warga.
Gropyokan sendiri dilakukan setiap
pasca panen padi dan sebelum musim tanam. Tepatnya sekitar seminggu
sebelum musim tanam dan pasca panen. Gopyokan ini dilakukan dua kali
karena tikus di desa ini selalu ada dan menggangu para petani.
Warga lain menambahkan, tikus hasil
gropyokan ini kemudian dikumpulkan. Sebab ada warga dari daerah lain
yang akan datang untuk mengambil tikus tersebut. Tikus tersebut nanti
dijadikan makanan untuk ikan seperti lele.” Biasanya warga dari
Kecamatan Kayen datang ke desa ini untuk mengambil tikus, warga yang
mengumpulkan tadi cukup dikasih dua pelet rokok,” jelasnya.
Dengan adanya gropyokan ini,
diharapkan penanaman padi milik desa setempat bisa berhasil. Selain itu,
jumlah hama yang mengganggu padi warga bisa berkurang,” imbuhnya.Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/04/25/warga-desa-wotan-galakkan-gropyokan-tikus/