PATI – Alur Kali Juwana
kali pertama dikeruk tahun 2010. Saat ini kondisinya saat ini kembali
mengalami pendangkalan, dan bahkan kian parah. Indikasi tersebut bisa
dilihat dengan jelas pada setiap hilir jembatan, atau pada setiap
bertemunya anak kali yang berhulu baik di kawasan Lereng Muria maupun
Pegunungan Kendeng Utara.
Kasi Bina Manfaat Bidang Pengairan Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Sumarto,
mengatakan, selama ini upaya pengerukan lumpur di kawasan hilir Kali
Juwana tak bisa mencapai lebar yang maksimal.
Padahal, kata dia, secara teknis yang
paling tepat, lebih baik alur kali itu dibuat lebar, dan tidak perlu
terlalu dalam. Apalagi, upaya mengeruk endapanlumpur di kawasan muara
alur kali tersebut juga tak pernah terlaksana.
Munculnya banyak permasalahan tersebut,
antara lain adanya sikap warga di sepanjang pinggir kali yang tak bisa
kooperatif, serta campur tangannya pihak lain yang dinilai tidak
proporsional. Dampaknya, pendangkalan akibat tingginya tingkat
sedimentasi pun tak bisa dihindari.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Pemali- Juwana belum bisa dipastikan kapan mengalokasikan lagi anggaran
untuk normalisasi alur Kali Juwana. Kondisi ini menjadi merugikan warga,
karena normalisasi tidak bisa berkelanjutan meskipun sudah tujuh tahun
berlalu.
Upaya memperbaharui desain untuk proyek
tersebut memang pernah ada, termasuk melanjutkan rencana pembangunan
bendung kembang-kembis di alur kali itu. “Rencana semula penempatan
bendung di alur Kali Juwana yang masuk wilayah Dukuh Guyangan, Desa
Purworejo, Kecamatan Kota Pati,” ujar Sumarto. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/alur-kali-juwana-kembali-dangkal/