JAKENAN - Akibat musibah banjir yang
melanda sebagian daerah Jakenan berdampak pada terendamnya sebagian
besar lahan pertanian warga. Pemandangan ini juga nampak di Dukuh
Sampang Desa Tondomulyo. Akibat kondisi tersebut petani setempat memilih
membiarkan begitu saja lahannya dan tidak melakukan aktivitas
pertanian.
“Kami akan menunggu sampai habis
musim penghujan. Hal ini hanya untuk berjaga-jaga saja, karena kami
yakin bulan Januari sekarang ini kemungkinan turun hujan lebat sehingga
usaha kami akan kembali sia-sia,” ungkap Karmin warga Dukuh Sampang Desa
Tondomulyo.
Genangan air banjir di area
persawahan ini kini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk mencari hewan
keong yang mewabah saat musim penghujan. Meski termasuk jenis hama
tanaman, namun keong ini memiliki nilai ekonomi yang laku dijual
terutama bagi para peternak bebek.
“Saya mencari keong untuk nantinya
saya jual. Jumlah yang saya dapat selama 2 jam saja sudah lumayan
berkisar 10 kilogram keong hidup,” jelas Ngarpan warga desa setempat.
Lahan pertanian di daerah ini selalu
menjadi langganan banjir sehingga para petani kerap merugi. Sejumlah
petani yang belum memanen tanamannya, memilih memanen lebih dini untuk
menghindari kerugian yang lebih besar.
Menurut Kepala Bidang sumber Daya
Alam Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, Samadi mengaku, kondisi lahan
pertanian di Dukuh Sampang tersebut merupakan area lahan rendah,
sehingga air yang menggenang sulit untuk mengalir ke jalur irigasi.Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/05/13/lahan-tergenang-petani-beralih-profesi-menjadi-pen/