Cari Blog Ini

Selasa, 02 Mei 2017

Pertanian di Karimunjawa Butuh Perhatian Poktan Gelar Festival Memeden Sawah

JEPARA- Untuk memenuhi kebutuhan beras, warga maupun pelaku usaha pariwisata di Karimunjawa mengandalkan distribusi dari daratan Jepara. Itu lantaran di wilayah kepulauan itu nyaris tak ada sawah.
Satu-satunya sawah yang selalu menghasilkan gabah itu ada di Dukuh Cik Mas Desa/Kecamatan Karimunjawa. Lantaran tak mendapat lirikan dari pemerintah, hasil pertaniannya tak maksimal.
Secara keseluruhan, hasil panen hanya mencukupi kebutuhan warga satu dukuh itu. Ketua Kelompok Tani Sopo Nyono, Traweh menyampaikan, sawah yang hanya satu-satunya di wilayah Karimunjawa itu seluas 13 hektare. Tiap hektare hanya mampu menghasilkan gabah 4 ton. Setiap gabah 4 ton, mampu menghasilkan beras 2,5 ton.
Pengelolaan Khusus
”Pertanian di Karimunjawa tidak pernah mendapat perhatian pemerintah. Penyuluh lapangan tidak ada, bantuan pupuk juga tidak ada,” keluh Traweh. Lantaran di wilayah Kepulauan Kecil, Traweh melanjutkan, sawah di Karimunjawa membutuhkan pengelolaan khusus. Karakter tanah di sawah masih bercampur pasir dan tanah liat.
Agar hasil tanaman padi maksimal, butuh pupuk yang cukup banyak. Setidaknya, empat ton pupuk dibutuhkan dalam setahun. Ketiadaan bantuan pupuk, tuturnya, akan memberatkan petani. Sebab harga pupuk satu karung dengan berat 50 kilogram sebesar Rp 145 ribu.
Sementara untuk pengairan, diambilkan dari sumber mata air. ”Jika musim hujan lebih lama dalam satu tahun, maka sawah mampu panen padi sebanyak tiga kali. Tapi jika sebaliknya, dalam setahun petani hanya bisa panen dua kali,” urainya.
Dirinya berkeyakinan, jika masalah pertanian di Karimunjawa diperhatikan pemerintah, warga Karimunjawa tidak perlu selalu bergantung pasokan kebutuhan pangan dari daratan Jepara. Menurutnya cabai dan beberapa jenis sayuran sebenarnya bisa ditanam di Karimunjawa. ”Dengan niatan agar pertanian di Karimunjawa mendapatkan perhatian, kami mengadakan festival memeden sawah,” tegasnya.
Selain tujuan itu, festival tersebut diharapkan dapat menjadi objek wisata alternatif. Kegiatan ini diadakan bekerjasama dengan Yayasan Pitulikur Pulo. Pengurus Yayasan Pitulikur Pulo Djati Utomo menambahkan, kegiatan Festival Memeden Sawah akan dimulai sejak Minggu (30/4). Kegiatan diisi dengan beragam pentas kesenian tradisional dan pameran seni instalasi di tengah-tengah sawah. 


Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pertanian-di-karimunjawa-butuh-perhatian/