REMBANG – Warga Kecamatan Lasem berharap Alun-alun Lasem kembali difungsikan menjadi ruang terbuka hijau (RTH).
Saat ini, alun-alun yang berada di depan
Masjid Jami itu banyak dimanfaatkan para PKLuntuk berjualan. Bupati
Rembang Abdul Hafidz mengatakan, Pemkab akan berusaha mewujudkan
keinginan tersebut.
Sebagai langkah awal pihaknya terlebih
dahulu akan melakukan pendekatan persuasif dengan para PKL. ’’Pedagang
juga tidak perlu cemas.
Karena kami akan mencarikan solusi yang
terbaik agar bisa tetap berdagang,’’kata Bupati saat mengikuti acara
Jagong Gayeng Rembang dengan warga Lasem di Alunalun Lasem, Minggu (7/5)
pagi.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wabup Bayu Andriyanto dan sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Lasem.
Tak hanya alun-alun, lanjut Bupati,
trotoar di Lasem juga akan diperindah dengan tamantaman. Torotoar di
Lasem saat ini kondisinya sangat semrawut dan kumuh. Trotoar sepanjang
jalan pantura yang semestinya digunakan untuk pejalan kaki, sudah penuh
dengan PKL.
’’Trotoar mulai dari Terminal Lasem
sampai Ngemplak akan ditata dan diberi taman-taman agar terlihat lebih
asri dan indah,’’ imbuhnya. Dia mengatakan sesuai dengan peraturan, 30
kota harus dipakai untuk ruang terbuka hijau.
Jalan Terbaik
Sementara di Lasem, Pemkab kesulitan
untuk mewujudkannya. ’’Yang ada ini kita optimalkan. Nanti pada 2018
seluruh warung akan dibuatkan tenda seragam dan kemungkinan kita
tempatkan di sepanjang jalan Jatirogo ke selatan atau di kawasan
terminal,’’ terangnya.
Dirinya berharap masyarakat ikut
mendukung dan berkontribusi dalam mewujudkan ketertiban dan kebersihan
di Lasem. Karena dia mengaku Pemkab tidak bisa berjalan sendiri tanpa
bantuan dari masyarakat.
Dia juga meminta Forum Komunikasi
Pimpinan Kecamatan berkoordinasi dengan masyarakat untuk mensukseskan
ketertiban dan kebersihan di Lasem. ’’Setelah ini kami akan bentuk tim
yang akan melakukan sosialisasi dan koordinasi untuk mencari jalan
terbaik,’’ tandas dia.
Perwakilan dari pedagang di eks
Alun-alun Lasem, Durotun Fatimah mengaku tidak keberatan jika alun-alun
dikembalikan lagi ke fungsinya. Hal terpenting ada tempat lain yang bisa
digunakan mereka untuk berjualan lagi.
’’Saya berjualan di sini sudah
bertahun-tahun, saya tidak masalah pak kalau alun-alun ini mau ditata.
Terpenting kami dicarikan tempat pengganti untuk berjualan,’’ kata
Durotun.
Selain berbincang dengan masyarakat,
acara Jagong Gayeng itu juga diwarnai dengan pelaksanaan kerja bakti di
sepanjang Jalan Pantura Lasem dan Jalan Jatirogo. Kerja bakti dilakukan
dari berbagai unsur, mulai dari kepala desa, masyarakat, pelajar dan
unsur swasta. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/warga-minta-alun-alun-lasem-jadi-rth/