Dwi Harsiwi sebagai penyuluh
pertanian di Balai Penyuluhan Kecamatan Trangkil mengakui jika salah
satu andalan peternakan di Kecamatan Trangkil adalah itik.
“Pada tahun 2008, kelompok Tani Mukti Waluyo maju tingkat propinsi
pada tahun itu. Tetapi tidak sampai ke tingkat nasional dan mandeg di
tingkat propinsi. Untuk kelompok tani Dadi Jaya di Desa Rejoagung tahun
2010 pernah juara 2 tingkat propinsi,” ujarnya.
Produk utama itik yang jadi unggulan
adalah telurnya. Telur itik asap, adalah produk yang mengantarkan
beberapa kelompok tani menjadi juara. Telur itik asap milik Trangkil
terkenal enak dan disukai masyarakat.
Rencananya tahun ini mereka akan
mengikuti perlombaan tingkat nasional. Namun, penilaian dilakukan secara
mendadak. “Karena penilaian langsung dan diadakan mendadak tidak ada
pemberitahuan, siap tidak siap haru disiapkan sejak awal mula. Setiap
hari kita lakukan persiapan secara maksimal,” paparnya.
Untuk penilaiannya sendiri meliputi
dari administrasi, cara budidaya, dari hulu sampai ke hilir. Yaitu dari
pembibitan, pemeliharaan, penangkaran dari kecil hingga dewasa, trus
nanti hasilnya, aplikasi ke lingkungan.
Menurutnya, itik memiliki banyak
manfaat, tak hanya telur dan daging. Kotorannya pun bisa dimanfaatkan
oelah petani. Kotoran bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik.
“Biasanya bisa langsung diaplikasikan ke sawah, langsung dibenam ke
tanah saat pengolahan tanah,” tuturnya.
Walaupun persiapan telah dilakukan,
dirasakannya masih ada beberapa kekurangan. Saat ini kelompok sudah
menerapkan prinsip biosekuriti dengan memperhatikan kebersihan kandang.
Cara keluar masuk kandang harus higienis dengan cara cuci tangan. “Masih
kurang adalah belumadanya sepatu boot dan masker terkendala biaya.
Karena masih skala usaha kecil”paparnya.
Sosialisasi sering dilakukan guna
menambah wawasan petani. Namun ia sering menemui kendala. Waktu, adalah
kendala terbesar dalam sosialisasi. “Terkadang pertemuan molor karena
setiap petani punya kesibukan sendiri, misal kondangan, ada yang sedang
temui tamu dan beberapa alasan lain,” tuturnya.
Dalam pemasaran telur asap ataupun
asin pihak petani biasa lewat pedagang. Terkadang juga langsung
dipasarkan ke pedagang pasar. Untuk pemasaran produk daging itik tak
hanya lokal, tetapi sampai Tegal, Kudus, Jepara, Demak, dan Blora.
“Setiap telur asap dihargai Rp 2500
kalau telur asin Rp 2000. Kalau telur asin biasa dikukus sedangkan untuk
telur asap dengan cara diasapi.Rasanya lebih enak, ada
sangit-sangitnya.” tandasnya. Sember Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/06/14/itik-potensi-ternak-unggulan-di-kecamatan-trangkil/