Pati menjadi satu-satunya nominator
Adipura Kencana se-Pulau Jawa untuk kategori kota kecil. Hal itu
diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Purwadi, Selasa
malam (13/6), usai mendampingi Bupati Pati dalam acara Paparan
Bupati/Walikota calon Penerima Adipura Kencana di Ruang Rimbawan I,
Manggala Wana Bhakti, Jakarta.
“Tahun ini hanya ada dua jenis
penghargaan, yaitu pertama Strata Adipura Kencana dan yang kedua adalah
Adipura biasa. Nah berdasarkan daftar Bupati/Walikota yang tercantum
dalam undangan paparan, Pati menjadi satu-satunya kota kecil se-Pulau
Jawa yang masuk sebagai Calon Penerima Adipura Kencana. Lamongan yang
biasanya jadi pesaing utama saja tercantumnya di daftar undangan Adipura
yang biasa. Tapi itu tebakan hasil kesimpulan kami, untuk kepastian
daftar kandidat Adipura Kencana kita masih belum ada info pasti, karena
panitia belum merinci daftarnya”, jelas Purwadi bersemangat.
Pria berkulit bersih ini juga
menyampaikan bahwa sebelum Pati diundang paparan, sejak tanggal 6 Juni
sudah ada jadwal paparan Bupati/Walikota dari daerah lain. “Ya, sudah
dimulai sejak 6 Juni hingga 15 Juni mendatang. Dan hingga saat ini kami
belum ada informasi kapan hasil akhirnya akan diumumkan”, ujarnya. Yang
jelas, lanjut Kepala DLH, paparan ini menjadi tahapan akhir penilaian
Adipura Kencana.
Presentasi dan wawancara Kepala
Daerah nominasi Adipura Kencana ini dilakukan terbuka di depan Dewan
Pertimbangan Adipura yang diketuai oleh Prof. Sarwono Kusumaatmaja,
Praktisi di bidang pengelolaan sampah dan di bidang Marketing/Pemasaran,
Pejabat Eselon I dan II lingkup KLHK, perwakilan dari Pusat Studi
Lingkungan/Akademisi perguruan tinggi, dan LSM bidang lingkungan hidup.
Dalam kesempatan itu, Bupati Pati
didampingi para pejabat terkait, antara lain Plt Sekda yang juga
merupakan Kepala DPUTR, Kepala DLH, Disdikbud, Bappeda, Dishub,
Disporapar, Dislautkan, Dispertan, Dinkes, BPBD, dan hamper semua Kepala
OPD se-kabupaten Pati.
Dengan paparan yang dilakukan secara
terbuka diharapkan dapat memberikan umpan balik dan masukan dari
masyarakat agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendapatkan
keyakinan yang cukup untuk menetapkan kabupaten/kota peraih Anugerah
Adipura Kencana.
Di lain pihak paparan yang dilakukan
secara terbuka ini juga memberikan kesempatan kepada Bupati/Walikota
yang dinominasikan Anugerah Adipura Kencana untuk menunjukkan kepada
masyarakat luas tentang upaya, keberhasilan–keberhasilan sekaligus
inovasi–inovasi pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah
Kabupaten/Kota tersebut.
Hal ini akan meningkatkan citra positif kabupaten/kota yang bersangkutan terutama untuk mendorong investasi pembangunan.
Salah satu pertanyaan yang
dilontarkan tim penilai saat paparan adalah tentang komitmen pimpinan
daerah. Menurut Purwadi, Bupati Haryanto menjawab pertanyaan tersebut
dengan memaparkan apa yang telah tertuang dalam RPJMD dan Perbup serta
Surat Edaran Bupati perihal Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan. “Dalam
paparannya Pak Bupati juga mampu menguraikan semua itu secara
sistimatis dan apik sehingga penjelasannya bisa diterima oleh Dewan
Pertimbangan Adipura (DPA) yang diketuai Prof Sarwono Kusumaatmaja”,
terang Kepala DLH ini.
Pun demikian ketika DPA mengajukan
pertanyaan tentang inovasi, Bupati mampu menjawabnya dengan baik. “Pati
punya inovasi baru dalam pengelolaan TPA. Kita pakai TPA Sanitary
Landfill ”, ungkapnya.
Pada umumnya, lanjut Purwadi, metode
pembuangan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA berupa proses
landfilling (pengurugan-red) dan Open Dumping. TPA dengan metode open
dumping biasanya hanya menumpuk sampah terus hingga tinggi tanpa
dilapisi dengan saluran lindi.
Lindi, lanjut Kepala DLH, merupakan
limbah cair yang berasal dari sampah basah atau sampah organik yang
terkena air hujan. Jika lindi tersebut tidak ditata dengan baik, maka
dapat menyebar ke dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah dan
mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh.
Pada TPA jenis ini, menurutnya, akan
sering terjadi pencemaran air tanah dan udara di sekitar TPA, sehingga
timbullah resistensi sosial dari masyarakat disebabkan kerusakan atau
pencemaran lingkungan.
“Sanitary landfill menimbun sampah
di tanah yang berlekuk untuk ditutup dengan lapisan tanah. Penimbunan
ini dilakukan secara berulang-ulang seperti kue lapis yang terdiri atas
penimbunan sampah yang ditutup tanah. Tanah yang semula berlekuk
menjadi rata oleh sanitary landfill sehingga harga tanahnya bisa naik
berlipat-lipat karena bisa dipakai untuk berbagai keperluan”, terang
Kepala DLH.
Purwadi juga menjelaskan bahwa
bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang
dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi yang terbentuk
dari proses penguraian sampah organik. Terdapat juga saluran penyalur
gas untuk mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi
limbah organik.
“Dengan inovasi ini 32 Kepala Keluarga sekitar TPA, justru bisa pemanfaatan gas metan secara gratis”, imbuh Purwadi.
Menanggapi inovasi tersebut, Dewan
Pertimbangan Adipura berharap pembangunan lingkungan di Kabupaten Pati
dapat semakin bermanfaat bagi kehidupan manusia. “Jika kebijakan dan
inovasi ini dijalankan secara konsisten DPA yakin kemanfaatannya bisa
lebih dirasakan masyarakat. Karena lingkungan yang bersih akan menjadi
multiplayer effect dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan di
Kabupaten Pati”, tutur Kepala DLH menirukan DPA.
Saat dimintai komentarnya terkait
penghargaan ini, Bupati Pati Haryanto mengaku bersyukur dan berterima
kasih pada semua pihak termasuk masyarakat yang telah berpartisipasi
dalam program Adipura. “Sambil mohon do’anya semoga kita diberikan
anugerah untuk bisa menerima penghargaan Adipura Kencana tahun ini”,
harapnya usai memenuhi undangan Paparan Bupati Calon Penerima Anugerah
Adipura Kencana 2017 di Auditorium Manggala Wana Bhakti Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, Selasa (13/6).
Lebih lanjut Haryanto menuturkan
bahwa hal ini tidak terlepas dari peran masyarakat Pati dalam turut
serta menjaga kebersihan kota Pati.
Ia pun mengapresiasi dukungan yang
telah diberikan oleh semua pihak, dari jajaran Forkompinda Kabupaten
Pati, seluruh SKPD, para pengusaha, perbankan yang ada di Pati, juga
paguyuban PKL yang turut bekerja sama menjaga kebersihan dan keindahan
kota Pati.
Bupati pun menyadari tanpa adanya
peran serta dari seluruh warga Pati yang ikut bergotong royong menjaga
kebersihan lingkungan, maka Adipura Kencana akan mustahil diraih tahun
ini. “Termasuk juga tenaga kebersihan (pasukan kuning) patut diapresiasi
karena jasa mereka turut membersihkan kota Pati,” imbuh Bupati.
Bupati juga berharap seluruh elemen
masyarakat dapat menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk membudayakan
lingkungan yang bersih, sehingga ke depan Pati akan selalu dikenal
sebagai kota yang bersih, indah dan asri.
Sumber Berita : https://www.patikab.go.id/v2/id/2017/06/14/pati-satusatunya-nominator-adipura-kencana-sepulau/