Ia menyebutkan, meski digelar tiap tahun, warga tak berani merubah waktu kirab. Karena kegiatan tersebut yang sudah berlangsung lama dan diwariskan secara turun temurun. Sedangkan, warga sekarang ini hanya sebagai penerus supaya budaya tersebut tak hilang dimakan zaman.
Meski begitu, dipilihnya kirab di tahun baru Islam bukanlah tanpa sebab. Selain sudah menjadi rutinitas, hari itu juga menjadi awal tahun. Dan diharapkan selama setahun ke depan, rizki masyarakat di Kaliputu tetap lancar, bahkan semakin banyak.
Karena itu, dalam ritual yang dilakukan selalu terdapat shodaqoh dari masyarakat. Antara satu warga dengan warga lainnya saling membagikan jajanannya kepada sesama warga. Hal tersebut seakan sudah menjadi tradisi setiap tahun.
“Kalau perbedaan dengan tahun lalu hanya rute kirab. Tahun ini rute dibalik dengan mengarah ke selatan hingga proliman, belok kiri melewati Burikan hingga ke utara dan kembali ke balai desa,” ungkapnya.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2017/09/21/126432/kirab-tebokan-cara-warga-kaliputu-kudus-bersyukur-di-tahun-baru-hijriyah.html