Grobogan – Sejumlah warga meminta
agar perlintasan kereta di Desa Sedadi, Kecamatan Penawangan segera
dibuatkan palang pintu. Langkah itu diperlukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan di kemudian hari.
Sebelumnya, usulan untuk pembuatan palang pintu di perlintasan
tersebut sudah sering dikemukakan. Namun, sampai saat ini, pembuatan
palang pintu belum kunjung direalisasikan.
Dari keterangan warga, selama ini sudah beberapa kali terjadi
kecelakaan antara kendaraan bermotor dengan kereta. Terakhir, adalah
tertabraknya mobil Xenia oleh kereta barang, Kamis (21/9/2017) sekitar
pukul 06.40 WIB.
”Peristiwa kecelakaan sudah beberapa kali terjadi. Tapi, setahu saya,
kecelakaan disini belum pernah menimbulkan korban jiwa,” cetus
Pujiyanto, warga setempat.
Menurut warga, belum dipasangnya palang pintu di lokasi itu juga
dinilai cukup mengherankan. Alasannya, jalan raya yang dilalui
perlintasan itu statusnya milik kabupaten dan arus lalu lintasnya cukup
padat karena jadi akses antar kecamatan.
Selain itu, perlintasan yang berada di sebelah barat sungai Serang
tersebut juga dekat dengan Stasiun Sedadi. Jarak perlintasan dengan
kantor stasiun hanya sekitar 300 meter saja. Dengan kondisi itu,
pemasangan palang pintu harusnya jadi skala prioritas.
Tidak jauh dari lokasi ini, ada titik perlintasan kereta api lainnya.
Yakni, di sebelah timur sungai Serang yang masuk wilayah Desa Katong,
Kecamatan Toroh. Kedua perlintasan itu posisinya berada pada garis lurus
dan hanya terpisahkan sungai Serang.
Saat ini, perlintasan di Desa Katong yang cuma jadi akses antar dusun
itu malah sudah dilengkapi palang pintu. Palang pintu tersebut dibangun
dengan dana swadaya warga. Selain dilengkapi palang pintu, perlintasan
itu juga dijaga 24 jam.
Pembangunan palang pintu secara swadaya itu dilakukan setelah ada
rencana penutupan perlintasan sebidang tersebut. Rencana penutupan
dilakukan setelah ada peristiwa kecelakaan mengerikan, Sabtu (20/5/2017)
lalu.
Sebuah mobil Avanza yang hendak menyeberangi rel tertabrak kereta api
Argo Bromo dari arah timur hingga akhirnye terseret dan terbakar di
Stasiun Sedadi, Kecamatan Penawangan. Dalam peristiwa ini, empat
penumpang Avanza tewas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Grobogan Agung Sutanto
menyatakan, sejauh ini memang masih ada banyak perlintasan kereta yang
tidak berpintu dan ada penjaganya. Dari pendataan yang dilakukan,
jumlah perlintasan keseluruhan ada 139 titik.
Perlintasan ini terbentang dari arah barat ke timur. Mulai Kecamatan
Tegowanu, Tanggungharjo, Kedungjati, Gubug, Godong, Karangrayung,
Penawangan, Purwodadi, Toroh, Pulokulon, Geyer, Kradenan, dan Gabus.
Dari 138 titik ini, baru 13 titik perlintasan yang dilengkapi pintu
atau dijaga petugas. Sementara titik perlintasan lainnya belum ada pintu
maupun penjaganya. Beberapa perlintasan yang arus lalu lintasnya cukup
ramai biasanya ada penjaga swadaya.
Menurut Agung, selain memasang rambu peringatan, Pemkab Grobogan juga
mengajukan bantuan pembuatan palang pintu perlintasan sebidang kereta
pada pihak Kementrian Perhubungan. Permintaan bantuan disebabkan belum
adanya biaya dari dinasnya untuk membangun palang pintu.Bantuan
pembuatan palang pintu diajukan untuk 11 titik.
”Surat permohonan bantuan ditandatangani bupati dan sudah kita
kirimkan akhir Mei lalu. Totalnya permohonan bantuan ada 11
titik perlintasan sebidang yang tersebar di beberapa kecamatan,”
jelasnya.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2017/09/21/126451/warga-minta-perlintasan-kereta-di-desa-sedadi-grobogan-dipasang-palang-pintu.html