JEPARA- Desa Bandung Kecamatan Mayong dan Kaliombo
Kecamatan Pecangaan hingga saat ini belum mencairkan dana desa (DD).
Padahal, proses pencairan anggaran dari APBN di tahap I ini sudah akan
berakhir. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades)
Jepara pun merinci bahwa saat ini penyerapan DD sudah mencapai 90
persen. Hanya dua desa itu yang belum mencairkan. Alhasil, penyerapan DD
untuk tahap pertama ini pun diperkirakan tidak akan tuntas.
‘’Dua
desa tersebut masih mengalami kendala teknis. Sekarang pelaporannya
melalui aplikasi. Nah, di Desa Bandung mengalami permasalahan teknis di
sisi tersebut. Sementara di Desa Kaliombo memiliki sisa lebih penggunaan
anggaran (silpa) hingga Rp 500 juta,” terang Kabid Penguatan Lembaga
Masyarakat dan Desa pada Dinsospermades, Budi Prisulistyono. Budi
memperkirakan potensi anggaran tak terserap cukup besar. Sementara,
pencairan pencairan tahap kedua dilakukan dalam pekan ini.
Dengan
begitu, saat ini pihaknya menggenjot proses pendampingan di kedua desa
tersebut. Penyaluran DD hingga bulan ini sudah tersalurkan ke 182 desa
dengan besaran Rp 94.278.- 178.200. Dua desa itu, Bandung dan Kaliombo,
belum mengajukan pencairan. Adapun total DD 2017 untuk Kabupaten Jepara
Rp 158.765.096.000.
ADD
Selain belum
mengajukan pencairan DD, Desa Bandung tercatat juga belum mengajukan
pencairan alokasi dana desa (ADD) yang bersumber dari APBD Jepara.
Penyaluran ADD hingga Oktober mencapai Rp 80.318.- 925.000 dari total
ADD 2017 sebesar Rp 104.463.271.000.
”Potensi DD dan ADD tak
terserap di dua desa itu tinggi. Oleh karena itu, kami terus melakukan
pendampingan,’’ tegasnya. Soal silpa di Desa Kaliombo, Budi menuturkan,
berdasarkan aturan jika ada silpa lebih dari 30 persen, maka akan ada
pengurangan kucuran DD maupun ADD. Sementara, silpa di desa tersebut
mencapai Rp 500 juga. Soal ini, secara khusus pihaknya masih
berkonsultasi dengan pemerintah pusat.
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/9757/Bandung-dan-Limbo-Belum-Cairkan-Dana-Desa