Cari Blog Ini

Jumat, 15 Desember 2017

Serapan Pengadaan Bulog Subdivre Pati 75 Persen

PATI- Hingga pertengahan Desember 2017 serapan pengadaan Bulog Subdivre Pati baru berhasil mencapai 75,06 persen dari target sebanyak 102.000 ton setara beras. Kendati demikian ketahanan stok pangan di wilayah subdivre setempat yang meliputi Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Rembang, dan Blora tetap mampu bertahan sampai Mei 2018, atau lima bulan ke depan. Karena itu, dalam momentum menyambut perayaan Natal dan pergantian tahun, stok pangan tetap stabil sampai berlangsungnya musim panen padi hasil tanam para petani pada musim tanam (MT) pertama.
Dengan kesiapan stok pangan tersebut, dijamin tidak muncul kenaikan harga pada hari raya keagamaan yang berlangsung pada akhir tahun. Kepala Bulog Sub-Divre Pati Muhamad Taufik yang baru dua pekan alih tugas di Pati menggantikan Ahmad Kholizun ketika ditanya berkait hal tersebut membenarkan. Khusus yang berkait dengan belum tercapainya target serapan pengadaan, pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk mengamati di daerah sentra tanaman padi para petani di wilayah Pati utara.
Melalui upaya tersebut, paling tidak sudah mengetahui peta lokasi panen padi para petani yang berpotensi sebagai persiapan menghadapi pelaksanaan pengadaan tahun 2018. Karena itu, Kamis (14/12) kemarin, pengamatan dilakukan di wilayah Kecamatan Margoyoso, di mana para petani di sejumlah desa di wilayah kecamatan tersebut seperti Desa Semerak, merupakan pusat penghasil padi.
Kontrak Pengadaan
Tidak hanya itu, di desa yang bersangkutan dan sekitarnya juga merupakan pusat pembibitan padi yang banyak dibutuhkan para petani, ketika harus mulai melaksanakan tanam awal MT pertama, tapi bibit belum tersedia di persemaian. Hal lain yang juga menjadi perhatiannya, lanjut dia, yaitu pendekatan kepada para mitra kerja yang selama ini sebagai penyuplai beras dalam pelaksanaan pengadaan.
Tidak tercapainya target pengadaan tahun ini karena faktor kondisional, di mana harga jual padi hasil panenan para petani pada MT ketiga memang cukup baik. Dari informasi staf, pada saat musim panen itu harga jual gabah kering panen (GKP) sudah mencapai Rp 5.000 per kilogram.
Adapun harga pembelian GKPoleh pihaknya sesuai ketentuan per kilogram Rp 3.700, sehingga wajar jika para petani menjualnya kepada para pedagang, termasuk harga penjualan beras juga di atas harga ketentuan Bulog, yaitu Rp 8.030 per kilogram. Terlepas dari hal tersebut, maka sebelum menghadapi panenan padi MTpertama pihaknya juga akan segera melakukan persiapan bersama para mitra Bulog.
Yakni, memberi kesempatan kepada yang bersangkutan untuk melakukan kontrak pengadaan, mengingat pada saat panenan MT pertama, biasanya musim hujan tengah berlangsung. Dengan demikian, biasanya harga jual gabah para petani belum bisa maksimal sehingga pihaknya juga harus bersiapsiap sebagai penstabil harga melalui pembelian oleh Satgas Bulog.
Tujuannya tak lain agar harga jual hasil panenan padi para petani tidak terpuruk karena faktor cuaca. Menjawab pertanyaan, Muhamad Tauifik menambahkan, sampai saat ini untuk pelaksanaan serapan pengadaan dari kontrak sebesar 77.346.235 kg, realisasi yang dicapai 76.560.305 kg. 


Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/21605/Serapan-Pengadaan-Bulog-Subdivre-Pati-75-Persen