PATI- Hingga pertengahan Desember 2017 serapan
pengadaan Bulog Subdivre Pati baru berhasil mencapai 75,06 persen dari
target sebanyak 102.000 ton setara beras. Kendati demikian ketahanan
stok pangan di wilayah subdivre setempat yang meliputi Kabupaten Pati,
Jepara, Kudus, Rembang, dan Blora tetap mampu bertahan sampai Mei 2018,
atau lima bulan ke depan. Karena itu, dalam momentum menyambut perayaan
Natal dan pergantian tahun, stok pangan tetap stabil sampai
berlangsungnya musim panen padi hasil tanam para petani pada musim tanam
(MT) pertama.
Dengan kesiapan stok pangan tersebut, dijamin tidak
muncul kenaikan harga pada hari raya keagamaan yang berlangsung pada
akhir tahun. Kepala Bulog Sub-Divre Pati Muhamad Taufik yang baru dua
pekan alih tugas di Pati menggantikan Ahmad Kholizun ketika ditanya
berkait hal tersebut membenarkan. Khusus yang berkait dengan belum
tercapainya target serapan pengadaan, pihaknya langsung terjun ke
lapangan untuk mengamati di daerah sentra tanaman padi para petani di
wilayah Pati utara.
Melalui upaya tersebut, paling tidak sudah
mengetahui peta lokasi panen padi para petani yang berpotensi sebagai
persiapan menghadapi pelaksanaan pengadaan tahun 2018. Karena itu, Kamis
(14/12) kemarin, pengamatan dilakukan di wilayah Kecamatan Margoyoso,
di mana para petani di sejumlah desa di wilayah kecamatan tersebut
seperti Desa Semerak, merupakan pusat penghasil padi.
Kontrak Pengadaan
Tidak
hanya itu, di desa yang bersangkutan dan sekitarnya juga merupakan
pusat pembibitan padi yang banyak dibutuhkan para petani, ketika harus
mulai melaksanakan tanam awal MT pertama, tapi bibit belum tersedia di
persemaian. Hal lain yang juga menjadi perhatiannya, lanjut dia, yaitu
pendekatan kepada para mitra kerja yang selama ini sebagai penyuplai
beras dalam pelaksanaan pengadaan.
Tidak tercapainya target
pengadaan tahun ini karena faktor kondisional, di mana harga jual padi
hasil panenan para petani pada MT ketiga memang cukup baik. Dari
informasi staf, pada saat musim panen itu harga jual gabah kering panen
(GKP) sudah mencapai Rp 5.000 per kilogram.
Adapun harga pembelian
GKPoleh pihaknya sesuai ketentuan per kilogram Rp 3.700, sehingga wajar
jika para petani menjualnya kepada para pedagang, termasuk harga
penjualan beras juga di atas harga ketentuan Bulog, yaitu Rp 8.030 per
kilogram. Terlepas dari hal tersebut, maka sebelum menghadapi panenan
padi MTpertama pihaknya juga akan segera melakukan persiapan bersama
para mitra Bulog.
Yakni, memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk melakukan kontrak pengadaan, mengingat pada saat
panenan MT pertama, biasanya musim hujan tengah berlangsung. Dengan
demikian, biasanya harga jual gabah para petani belum bisa maksimal
sehingga pihaknya juga harus bersiapsiap sebagai penstabil harga melalui
pembelian oleh Satgas Bulog.
Tujuannya tak lain agar harga jual
hasil panenan padi para petani tidak terpuruk karena faktor cuaca.
Menjawab pertanyaan, Muhamad Tauifik menambahkan, sampai saat ini untuk
pelaksanaan serapan pengadaan dari kontrak sebesar 77.346.235 kg,
realisasi yang dicapai 76.560.305 kg.
Sumber Berita : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/detail/21605/Serapan-Pengadaan-Bulog-Subdivre-Pati-75-Persen