Grobogan – Jembatan penghubung
antardusun di Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung yang sebelumnya
ambrol, saat ini kondisinya makin mengenaskan. Hal ini terjadi akibat
tanah di salah satu ujung jembatan longsor tergerus air sungai.
Kondisi ini menyebabkan, landasan darurat yang terbuat dari bambu
terlihat melengkung. Meski demikian, warga tetap memanfaatkan jembatan
untuk akses menuju dusun seberang. Namun, akses jembatan hanya bisa
dilalui pejalan kaki.
Kondisi jembatan yang bikin trenyuh sempat diunggah warga melalui
media sosial. Dalam foto tersebut terlihat seorang ibu-ibu membantu
beberapa anak sekolah yang akan menyeberangi jembatan. Warga berharap
agar kerusakan jembatan segera ditangani karena sudah berlangsung cukup
lama.
Selain penghubung antardusun, jembatan tersebut menjadi akses jalan
antardesa di dua kecamatan. Yakni, antara Desa Karangsono, Kecamatan
Karangrayung dengan Desa Suru, Kecamatan Geyer. Akibat kerusakan
jembatan ini, warga harus melewati jalur lain yang jaraknya sekitar 5
kilometer untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Jembatan itu mulai ambrol pada bulan November tahun 2016 lalu dan
hingga saat ini belum ditangani. Lokasi jembatan berada di wilayah Dusun
Wonorejo, Desa Karangsono.
Jembatan tersebut berada diatas Sungai Pesanggrahan yang merupakan
anakan dari Sungai Serang. Jembatan itu panjangnya 24 meter dengan lebar
3 meter. Ambrolnya jembatan itu disebabkan tanah penyangganya longsor
sedikit demi sedikit akibat meluapnya air sungai dan guyuran air hujan.
Dampak longsor menyebabkan salah satu tiang penyangga patah dan
mengakibatkan separuh landasan ambrol. Untuk upaya darurat, warga untuk
menyambungkan jembatan yang ambrol dengan puluhan batang bambu. Selain
dipakai untuk tiang penyangga, bambu juga dipakai untuk
landasan jembatan.
“Fungsi jembatan ini memang cukup vital. Karena jadi akses
warga Karangsono ke Desa Suru yang masuk wilayah Kecamatan Geyer,” kata
Camat Karangrayung Hardimin, Rabu (21/2/2018).
Pihaknya sudah melaporkan ke dinas terkait agar segera ada
penanganan. Ini lntaran, jembatan itu sangat dibutuhkan. Terutama, jadi
akses masuk mobil untuk membawa hasil pertanian khususnya sayuran yang
akan dijual di Purwodadi.
“Untuk saat ini pihak desa belum memungkinkan untuk
memperbaki jembatan karena butuh dana cukup besar. Kami butuh dukungan
dari Pemkab, provinsi atau pusat untuk perbaikan jembatan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Grobogan Subiyono menyarankan agar pihak desa mengajukan permohonan
bantuan khusus ke provinsi melalui bupati untuk perbaikan jembatan. Hal
itu bisa dilakukan seperti di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan yang
dapat bantuan pembangunan jembatan gantung.
“Jembatan itu merupakan aset desa sehingga perbaikan jadi tanggung
jawab desa. Namun, pihak desa bisa mengajukan bantuan khusus jika memang
kekurangan dana. Nanti akan kita cek dan fasilitasi untuk pengajuan
bantuan,” katanya.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2018/02/21/138015/tak-kunjung-ditangani-kondisi-jembatan-di-karangsono-grobogan-bikin-was-was.html