PATI - Dinas Perdagangan dan Perindustrian
(Disdagperin) Kabupaten Pati menggelar inspeksi mendadak (sidak) di
sejumlah pasar tradisional. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi
lonjakan harga sembako.
Saat sidak, Disdagperin tidak sendirian, tetapi juga bersama instansi
lain, yakni Bagian Perekonomian Setda dan anggota kepolisian. Tim
gabungan itu juga melihat ketersediaan stok yang ada di lapangan.
”Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi terjadinya kelangkaan dan
permainan harga,” ungkap Kepala Disdagperin Pati Riyoso melalui Kabid
Perdagangan Rekso Suhartono, kemarin.
Dia mengatakan, pihaknya memang tengah fokus untuk melakukan
pemantauan harga di pasar tradisional. Dari pantauan itu, pihaknya
membenarkan ada sebagian harga komoditas yang naik. Namun, lanjut dia,
juga ada harga komodias yang mengalami penurunan.
”Kenaikan tidak begitu signifikan dan sepertinya juga bukan
tanda-tanda permainan harga dari pedagang. Tetapi, kami akan tetap
melakukan pemantauan, agar pedagang tidak nakal,” ungkapnya.
Kenaikan harga itu, dijelaskan, terjadi pada harga telur ayam, yang
semula Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 26 ribu per kilogram.
Kemudian, daging ayam pedaging naik dari Rp 33 ribu menjadi Rp 34 ribu
per kilogram. ”Untuk sembako relatif stabil. Bahkan, ada yang turun.
Seperti gula turun Rp 500 menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Beras
premium turun dari Rp 10.500 menjadi Rp 10 ribu per kilogram, dan minyak
awalnya Rp 9.900 per kilogram turun Rp 250 per kilogram,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya tetap mengimbau agar para pedagang
menjelang Bulan Suci Ramadan tidak memainkan harga. Pasalnya, jika ada
yang nekat berbuat nakal bisa diancam hukuman. ”Kami akan rutin memantau
harga di pasar-pasar tradisional, baik sebelum maupun sesudah Ramadan,”
tegasnya.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/84737/tim-gabungan-antisipasi-permainan-harga