Seperti
biasa, banyak ritual sebelum puncak acara, yakni larung sesaji. Seperti
Kiran budaya lokal, berebut gunungan makanan ringan hingga pentas
hiburan yang yang digelar setelah pemberangkatan kapal-kapal tangen
hantarkan sesaji menuju ke muara.
Mulai dari awak kapal hingga polisi air turut menjaga keselamatan warga selama ritual menuju muara.
Bupati Pati, Haryanto saat sambutan berharap dari ritual itu bisa memberi keselamatan nelayan-nelayan dari Kabupaten Pati.
“Bismillahirohmanirohim
maka acara larung saji yang akan kita laksanakan hingga ke muara saya
serahkan kepada panitia,” ungkapnya, Minggu (24/6/2018) di TPI II
Juwana.
Kepala
Unit TPI II Juwana, Tri Widodo mengatakan, kali ini memang berbeda
dalam hal saji yang dilarung, yakni menggunakan dua kepala kambing. Jika
tahun-tahun sebelumnya, ritual ini menggunakan kepala kerbau untuk
warga Desa Bajomulyo.
“Dulu-dulu
adalah kepala kerbau, kalau kepala kambing alasannya saya sendiri
kurang tahu, saya di sini baru tiga bulan ini. Harapan kedepan adanya
larung saji ini agar supaya masyarakat nelayan Desa Bajomulyo dan
sekitarnya bisa mendapat keselamatan yang banyak agar membangun desa
maupun Kabupaten Pati,” kata Tri Widodo.
Tutur
Kepala Unit TPI II Juwana, tradisi Larung sesaji dalam sedekah laut
sudah berlangsung sekitar 30 tahun yang lalu. Pertama kali yang
mengadakan adalah warga Desa Bendar, Juwana dimana dahulu menggunakan
pohon pisang untuk melarung ke sungai.
Sumber Berita : http://wartapati.com/dua-kepala-kambing-dilarung-saat-sedekah-laut-bajomulyo-juwana/