Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimis Light Rail Transit (LRT) Sumatra Selatan akan selesai dan dioperasikan pertengahan Juli 2018.
LRT tersebut rencana akan digunakan
untuk mendukung perhelatan akbar Asian Games 2018. “Kementerian
Perhubungan memastikan tingkat keamanan dan keselamatan dalam
pengoperasiannya nanti,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian
Kemenhub, Zulfikri, dalam keterangan persnya yang diterima Minggu
(24/6).
Terkait hal tersebut, lanjut Zulfikri,
Kemenhub telah melakukan serangkaian pengujian sarana dan prasarana LRT
pada bulan Mei 2018 dan uji coba dinamis telah dilakukan pada Kamis
(21/6) dari stasiun Jakabaring menuju stasiun Palembang Icon.
Pembangunan LRT Sumatra Selatan, menurut
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, merupakan amanah dari Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres 55 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatra Selatan.
“Perpres tersebut menugaskan PT. Waskita
Karya (Persero) Tbk, sebagai pelaksana Pembangunan Prasarana Kereta Api
Ringan/LRT di Sumatra Selatan serta PT. KAI (Persero) sebagai operator
LRT Sumatra Selatan,” tambah Zulfikri.
Pekerjaan pembangunan LRT Sumsel, tambah
Dirjen Perkeretaapian, sepanjang ± 23 kilometer (km) dilengkapi dengan
13 stasiun, 1 depo dan 9 gardu listrik dengan menggunakan lebar jalur
rel 1067mm dan third rail electricity 750 VDC telah dimulai sejak Oktober tahun 2015 dengan pembiayaan APBN.
“LRT Sumsel ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan sport city
Jakabaring. Selain digunakan sebagai sarana transportasi yang dapat
mengurangi beban jalan raya dan penggunaan kendaraan pribadi, juga akan
digunakan sebagai venue untuk perhelatan Asian Games tahun 2018,” ujarnya.
Jenis pekerjaan LRT Sumsel ini, tambah
Dirjen Perkeretapian, sangat bervariasi mulai dari pekerjaan konstruksi,
stasiun, sarana, depo yang luas, penanganan tanah yang disebabkan oleh
karakteristik yang berbeda serta pekerjaan yang memerlukan penguasaan
teknologi tinggi baik untuk jenis sarana, infrastruktur dan sistem
fasilitas operasinya, dimana secara keseluruhan berupa konstruksi layang
(elevated track) dengan dilengkapi third rail untuk power supply serta menggunakan teknologi slab track (tanpa ballast) pada jalur rel serta menggunakan sistem persinyalan fixed Block.
Nilai Investasi LRT Sumsel telah Di-review
“Berbeda dengan LRT Jabodebek yang menggunakan U-shaped Girder, LRT Jakarta menggunakan Box Girder, sedangkan LRT Sumsel menggunakan I Girder. Lebar spoor LRT Sumsel adalah 1.067 mm sedangkan LRT Jabodebek dan LRT Jakarta lebar spoor-nya
adalah 1.435 mm,” jelas Zulfikri seraya menyampaikan bahwa itulah
penyebab perbedaan karakteristik jenis konstruksi tersebut di atas
mengakibatkan adanya variasi biaya konstruksi masing-masing LRT yang
telah sesuai dengan harga pasar.
Nilai investasi secara keseluruhan dalam
pembangunan LRT Sumsel ini, menurut Dirjen Perkeretaapian, merupakan
total biaya sarana dan prasarana LRT yang tidak dapat terpisahkan.
“Sehingga, nilai investasi apabila
dibagi panjang jalur kereta api tersebut dinilai masih cukup realistis
dan telah dilakukan perbandingan dengan negara-negara di kawasan ASEAN.
Sebagai contoh, seperti di Malaysia biaya untuk pembangunan LRT Kelana
Jaya Line diketahui sebesar Rp817 miliar/km sedangkan untuk biaya
pembangunan LRT di Manila sebesar Rp907 miliar/km,” jelasnya.
Anggaran pemerintah yang digunakan dalam
pembangunan LRT Sumsel ini, menurut Zulfikri, telah diproses secara
akuntabel dimana telah dilakukan review secara berlapis mulai dari review
oleh konsultan independen yang berkualifikasi internasional, audit
internal maupun audit eksternal oleh instansi terkait agar sesuai dengan
prinsip Good Coorporate Governance.
“Sebelumnya, usulan pembiayaan untuk
proyek LRT ini oleh kontraktor awalnya diajukan sebesar 12 T, namun
setelah melalui beberapa tahapan review biaya tersebut dapat ditekan menjadi 10,9 T,” kata Zulfikri.
Dalam pelaksanaan pembangunannya,
menurut Zulfikri, PT. Waskita Karya (Persero) dibantu oleh konsultan
pengawas (supervisi) yang berkualifikasi Internasional yakni SMEC
Internasional asal Australia.
“Perusahaan tersebut telah mempunyai
pengalaman yang cukup luas di beberapa negara di kawasan Asia,
Australia, dan Afrika, Eropa, serta Amerika,” pungkas Dirjen
Perkeretaapian di akhir siaran pers.Sumber Berita : http://setkab.go.id/dukung-asian-games-pemerintah-optimis-lrt-sumatra-selatan-siap-beroperasi-juli-2018/