KUDUS - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
mengingatkan warga Kudus untuk berhemat dalam penggunaan air. Pasalnya,
wilayah Kabupaten Kudus diprediksi bakal mengalami kemarau panjang
hingga awal tahun depan.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kudus Atok Darmobroto mengatakan, kemarau panjang bisa mencapai 240 hari.
”Dari rapat koordinasi di Jateng, kemarau panjang di wilayah Kudus
berpotensi terjadi hingga awal tahun depan. Kemarau panjang bisa
mencapai 240 hari,” katanya, Selasa (5/6).
Karena itu, pihaknya mendorong agar warga Kudus lebih berhemat dalam
penggunaan air bersih. ”Gunakan air sesuai kebutuhannya saja. Untuk
meminimalkan kekurangan air bersih, jangan boros air bersih,” katanya.
Disebutkan, sejumlah daerah di Kabupaten Kudus termasuk dalam
kategori rawan kekeringan. Data BPBD Kudus menyebutkan, jumlah daerah
rawan kekeringan menurun dari sebelumnya sebanyak 24 desa, kini menjadi
20 desa.
Sebanyak 20 desa rawan kekeringan, yakni Desa Kutuk, Glagahwaru,
Terangmas, Lambangan (Kecamatan Undaan), Desa Temulus, Hadiwarno,
Kesambi, Jojo dan Payaman (kecamatan Mejobo).
Sisanya tersebar di Desa Blimbing Kidul, Setrokalangan, Kedungdowo,
Papringan, Banget, dan Sidorekso (Kecamatan Kaliwungu), dan Desa
Sidomulyo, Desa Pladen, Desa Sadang, Bulung Kulon, Bulung Cangkring
(Kecamatan Jekulo).
Alokasi Anggaran
Tahun 2018, Pemkab Kudus mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 juta
untuk penyediaan air bersih untuk daerah yang mengalami kekeringan.
”Jika kurang, bisa mengajukan bantuan air bersih ke Pemprov Jateng,”
katanya. Atok menambahkan, BPBD juga melibatkan perusahaan swasta untuk
membantu pasokan air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan,”
katanya.
Pemkab Kudus, lanjut dia, juga telah berupaya mengatasi persoalan
daerah rawan kekeringan dengan penyediaan jaringan PDAM hingga ke daerah
pelosok. Kabupaten Kudus pernah mengalami kemarau panjang pada tahun
2015.
Sumber BErita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/92854/kemarau-240-hari-warga-perlu-berhemat-air