REMBANG - Pasar Wonokerto yang berada di Desa
Wonokerto Kecamatan Sale, akhirnya secara resmi dioperasikan, Selasa
(5/6) sore. Sebelum diserahterimakan dari pusat, pasar ini dikelola
Paguyuban Pedagang.
Peresmian dilakukan sebagai tanda pasar bantuan APBN 2017 senilai Rp
4,6 miliar itu, sudah difungsikan sebagai aktivitas jual-beli. Meskipun
sudah diresmikan, ada sejumlah catatan kurang baik yang terlihat pada
kondisi fisik pasar.
Saluran drainase yang dibuat secara manual terlihat cukup sederhana
dan tidak rapi. Air rawan meluber saat musim hujan tiba. Selain itu
bagian kamar mandi dan WC, pada Selasa siang belum dilengkapi dengan
beberapa fasilitas penunjang, seperti bak air atau gayung.
Bahkan informasi dari pedagang, air baru mengalir pada Senin (4/6).
Bangunan musala pun demikian, masih kotor dan belum layak dimanfaatkan.
Di luar catatan minus itu, aktivitas jual-beli pedagang di sana sudah
dimulai sejak 31 Mei 2018 lalu.
Meskipun masih sepi, sejumlah pedagang mulai merintis usaha di tempat
baru. Beberapa pedagang yang konsisten beraktivitas setiap pagi adalah
pedagang daging, pakaian, gerabah serta emas.
Seorang pedagang, Nur Solik mengatakan, sejak mulai ada aktivitas
akhir Mei lalu, warga sudah cukup banyak yang mencoba mencari kebutuhan
di pasar. Apalagi pasar krempyeng yang berada di depan masjid saat ini
sudah tidak difungsikan. ”Tempatnya lumayan enak.
Hanya ada beberapa yang harus disempurnakan, seperti halaman depan,
kamar mandi dan saluran air. Semoga setelah diresmikan nanti aktivitas
pasar semakin ramai,” terang pedagang telur itu.
Tak Lebih Nyaman
Pedagang lainnya, Indarwati mengakui, di awal operasionalnya, Pasar
Wonokerto tidak lebih nyaman dari pada pasar krempyeng. Bahkan, dari
sisi lokasinya, pasar krempyeng justru lebih srategis.
”Pasar krempyeng dekat dengan permukiman. Tetapi kalau pasar baru ini
jauh, pengunjung harus memutar sebelum masuk. Apalagi pedagang belum
lengkap. Kemungkinan sebagian pedagang menempati setelah Lebaran,” kata
dia.
Sementara itu, Kabid Pasar Disperindagkop Kabupaten Rembang, Isnan
Suprayogi menyatakan, sebelum serah terima dari pemerintah pusat
dilakukan, penanggungjawab pasar adalah paguyuban pedagang.
Pihaknya sudah membentuk paguyuban pedagang yang diketuai langsung
Kades Wonokerto, Eko Cahyanto. Paguyuban memiliki kewenangan mengatur
pedagang, parkir, kebersihan serta keamanan.
”Sampai detik ini kami belum menerima laporan soal jumlah pedagang di
sana. Kami serahkan hal itu ke paguyuban. Tapi dipastikan 60 pedagang
pasar krempyeng terakomodasi semua,” papar Isnan.
Ia menyebutkan, secara keseluruhan kapasitas pasar 237 pedagang,
dengan rincian 198 los serta 39 kios. Terkait fasilitas yang belum
sempurna rencananya akan dianggarkan untuk penyempurnaan pada 2019
mendatang.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/92802/pengelolaan-diserahkan-paguyuban