Ada sekitar lima tim yang menyisir beberapa item makanan. Mereka
memeriksa satu per satu mulai dari nomor izin produksi, masa
kedaluwarsa, bentuk kemasan, dan lainnya.
Kepala DKK Kudus Joko Dwi Putranto melalui Kabid Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan (SDK) Mustianik mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan
sebagai tindak lanjut surat edaran dari Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Semarang.
”Kami sebenarnya ada tiga titik, tapi yang paling difokuskan toko
oleh-oleh sepanjang pantura. Hasilnya, banyak ditemukan makanan seperti
keripik, kue-kue kering kemasannya rusak dan produk lama masih
dipajang,” ungkapnya.Selain itu, ditemukan produk yang tidak ada izin produknya atau pangan industri rumah tangga (PIRT), kalaupun ada nomornya itu dibuat sendiri alias palsu. Produk lokal dari Kudus paling banyak.
Untuk makanan yang disetor melalui sales dari luar kota, juga sama. Tidak ada tanggal kedaluwarsanya. Mustianik mengatakan, baru tiga titik ditemukan banyak sekali makanan yang tak layak, kemungkinan toko lainnya juga ada.
”Kami memberikan pembinaan kepada pemilik toko, harus teliti menerima setoran makanan. Ada keripik, kondisinya sudah tak layak sama sekali masih saja ditempatkan di etalase,” tandasnya.
Kemasan bolong, barang sudah melempem, baunya tengik, dan sebagainya masih juga dipajang. Mustianik mengatakan, ini juga kelalaian pemilik toko atau pekerjanya yang tidak setiap hari ditinjau. Selain itu, ada etalase yang kondisinya kotor sekali, penuh debu, dan kebersihan kurang diperhatikan.
Sumber Berita : https://radar.jawapos.com/radarkudus/read/2018/06/09/80273/lagi-tim-dinas-kesehatan-temukan-produk-tak-berizin-dan-kedaluwarsa