Menanggapi hal tersebut, Ketua PPDB SMPN 4 Pati Sunardi mengatakan, penerapan sistem zonasi yang tujuannya untuk pemerataan pendidikan, ternyata realisasinya tidak demikian. Sebab, petentuan zona 1 hanya mencakup dua desa yang berdekatan dengan sekolah.
“Yang menjadi permasalahan adalah ketika dalam satu desa, terdapat dua atau tiga SMP. Tentunya, ini juga akan berpengaruh terhadap siswa yang akan masuk ke SMP tersebut,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (5/7/2018).
Dia menekankan, penerapan sistem zonasi tersebut seharusnya juga dibarengi dengan pembatasan kelas. Mengingat, ada juga sekolah yang saat ini menambah ruang kelas baru lantaran calon siswa yang berada di zona 1, jumlahnya banyak. Padahal, sekolah yang berada di zona 1 tersebut, tidak hanya satu.
“Kalau memang tujuannya untuk pemerataan, seharusnya ruang kelas ini kan juga dibatasi. Memang, dalam petunjuk teknisnya, ruang kelas itu dibatasi hingga 11 ruangan. Tetapi, selama ini yang ada kan delapan ruangan dengan kuota yang ada,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP 5 Pati Sofia Bardina menyambut baik dengan adanya sistem zonasi PPDB tersebut, meskipun kuota di sekolahnya kurang. Dia menilai, kebijakan yang sudah diambil pemerintah tersebut, tentu mempunyai tujuan baik.
”Kita berpikir positif saja. Semua pasti ada tujuannya. Bisa jadi, kami yang kuotanya belum terpenuhi ini juga untuk mengukur kapasitas agar seuai dengan lingkungan. Mungkin yang ada dilingkungan hanya segitu, jadi kita terima apa adanya aja,” tutupnya.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2018/07/05/144873/38-smp-di-pati-kekurangan-siswa-ini-daftarnya.html