KUDUS - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus
dipastikan harus mengandalkan 53 sumur produksi sebagai sumber air baku
hingga 2020-2021. Pasalnya, rencana pemanfaatan air baku dari Waduk
Logung yang diproyeksikan tercapai pada 2019-2020, tertunda.
Direktur Utama PDAM Kudus, Achmadi Safa menyatakan, institusinya sudah
melakukan berbagai persiapan sejak pembangunan Waduk Logung dimulai pada
2016.
Bahkan, dana pendukung penyiapan jaringan distribusi air sudah dihitung.
”Nominalnya, berdasarkan kondisi terkini diperkirakan sekitar Rp 15
miliar,” katanya.
Institusi Terpisah
Rencana semula, tahun 2019-2021 sumber air bawah tanah akan ditinggalkan
secara bertahap. Selanjutnya, air permukaan menjadi sumber utama.
Air permukaan dipasok dari Waduk Logung dan embung mini di lereng
Pegunungan Muria. ”Ada kebijakan dari pusat soal pembangunan
infrastruktur pengolahan dan jaringan distribusi air bersih,” jelasnya.
Masing-masing bagian pemanfaatan air baku dikerjakan institusi terpisah.
Penyediaan air baku dan jaringan hingga reservoir ditangani Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana di bawah Dirjen Sumber Daya Air
(SDA).
Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke distribusi dilakukan satuan kerja
(satker) air minum di bawah Dirjen Cipta Karya. ”Kita dapat bergerak
bila kedua institusi menyelesaikan tugasnya,” paparnya.
Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Pemali Juana, Zulfan Arief Mustafa, Zulfan Arief Mustafa, ketika
dikonfirmasi membenarkan dua pekerjaan penyiapan infrastruktur dilakukan
dua institusi berbeda. Mengenai kemungkinan kedua pekerjaan dilakukan
secara bersamaan, menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Pekerjaan yang menjadi kewenangannya yakni pembuatan fisik waduk. Bila
memungkinkan, penuntasan waduk dilakukan pada Agustus dari target 18
Desember 2018. ”Segala sesuatunya disesuaikan kondisi lapangan,”
ujarnya.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/101979/abt-jadi-andalan-hingga-2021