Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Suratmin saat dikonfirmasi
mengenai antusias petani Lodan memang masih minat tanam padi. Namun saat
ini atau bulan Juni mereka sudah tidak ada yang menambah masa tanam.
” Untuk bulan Juni sudah tidak ada. Memang bulan Mei ada tambah
tanam, di wilayah Sarang sekitar embung sekira 41 hektare,” ungkapnya
kepada Jawa Pos Radar Kudus, kemarin (4/7).
Kini semua diserahkan pengelola embung Lodan. Ketika memang ada
pengajuan petani dapat diperhitungkan. Karena keperluan air bersih juga
sangat diperlukan saat memasuki musim kemarau.”Ini tinggal tanaman padi yang sudah ada. Namun yang pasti sudah ada aturan-aturan mengenai penggunaanya,” terangnya.
Terkait pemanfaatan air embung yang dilakukan saat ini, memang masih diperlukan untuk melakukan perawatan. Tentu selama masa perawatan tidak harus setiap hari. Sehingga keperluannya tidak sebanyak saat mengolah diawal.
Makanya Dinas Pertanian hanya sekadar menghimbau. Agar efisiensi embung, supaya tidak banyak air yang terbuang. Kalau memang ada dapat memanfaatkan sumber mata air dari sumur-sumur.
”Saya kira untuk membantu pengairan tanaman dapat menggunakan sumur-sumur yang sudah ada disana. Intinya kita harapkan tanaman yang ada juga terselamatkan” ungkapnya.
Kemudian disinggung dengan masa tanam padi, khususnya bulan Juni yang masih tersisa disampaikan berada di Sale dan Pamotan. Untuk tambah tanam di Sale ada 199 hektare dan Pamotan sebanyak 61 hektare.
Sumber Berita : https://radar.jawapos.com/radarkudus/read/2018/07/05/85614/akhirnya-efisiensi-pemanfaatan-embung-diserahkan-pengelola