Kudus – Koperasi di Kudus dituntut untuk lebih
kreatif dalam menjalankan usahanya. Apalagi, ketika menghadapi
persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini. Bisa dikatakan, koperasi
sekarang bersaing langsung dengan lembaga usaha komersial yang memiliki
modal jauh lebih besar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (Disnaker Perinkop dan UKM) Kudus Bambang Tri Waluyo
mengatakan, kebutuhan anggota koperasi yang semakin meningkat seharusnya
bisa dimaksimalkan pengelola untuk mengembangkan usahanya.
Misalnya saja koperasi guru atau pegawai negeri. Harus diakui,
finansial guru dan pegawai negeri yang terus meningkat harus bisa
ditangkap sebagai peluang usaha koperasi.
”Semakin
kreatif pengurus koperasi, maka akan semakin mampu menjadikan koperasi
yang dikelolanya menjadi lebih berkembang. Hal ini bisa diwujudkan jika
pengurus (koperasi) berani melakukan terobosan-terobosan baru,” kata
Bambang.
Pihaknya mengakui, bukan perkara mudah untuk mengembangkan koperasi.
Banyak kendala yang dihadapi untuk merealisasikan. Misalnya kendala
modal atau Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, bukan berarti tidak ada
jalan keluar.
”Kami menjumpai ada koperasi yang justru memiliki dana kas besar tapi
tidak bisa disalurkan secara maksimal untuk mengembangkan usaha,”
jelasnya.
Sejauh ini, Pemkab Kudus terus berupaya menjadi fasilitator bagi pengurus-pengurus koperasi agar terus berkembang.
Di antaranya dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dan workshop. Pelatihan ini terdiri dari workshop kelembagaan dan keuangan. Dalam kesempatan tersebut, peserta workshop dibekali dengan pengetahuan tentang penyusunan struktur organisasi koperasi sesuai undang-undang yang berlaku.
Selain itu, peserta juga diharapkan mampu menguasi tata cara menyusun
laporan keuangan. Hal ini mencakup bagaimana menyusun neraca keuangan,
perhintungan hasil usaha, serta membuat laporan perubahan modal.
Kabid Koperasi dan UKM Abi Wibowo menambahkan, koperasi yang
senantiasai mengikuti perkembangan zaman tentu tidak akan ditinggalkan
anggotanya.
”Misalnya kebutuhan tentang barang-barang elektronik atau kebutuhan
rumah tangga lainnya. Apabila koperasi bisa memberikan harga yang
bersaing dengan toko-toko komersial, tentu anggota akan tetap memilih
koperasi,” ujarnya.
Begitu juga dengan kebutuhan lain yang sifatnya membutuhkan modal
besar seperti pembelian rumah atau kendaraan. Kalau modal yang dimiliki
koperasi tersebut bisa menjangkau, maka tidak ada salahnya untuk
dilakukan. Atau bisa saja koperasi mengakses perbankan untuk menambah
permodalan.
”Di Kudus sudah ada beberapa koperasi yang merambah dunia properti.
Namun, ini masih didominasi koperasi-koperasi milik perusahaan besar.
Tapi setidaknya, keberhasilan ini mampu dijadikan contoh untuk mulai
diterapkan di koperasi-koperasi dengan skala yang lebih kecil,” terang
Abi.
Sumber Berita : http://www.murianews.com/2018/08/20/147376/hadapi-persaingan-koperasi-di-kudus-dituntut-lebih-kreatif-mengembangkan-usaha.html