Kali ini, mereka mengusung konsep Jepara tempo dulu dengan
mengangkat Station Majong 1887. Mereka berupaya menampilkan kembali
kondisi wilayah Mayong pada masa silam khususnya sekitar tahun 1887.
Hal ini terlihat dari iring-iringan yang ditampilkan. Di
bagian paling depan ada drum band SMPN 6 Jepara yang diikuti dengan
pembawa bendera. Kemudian ada barisan petani dan nelayan. Setelahnya
ditampilkan Tugu Mayong, stasiun kereta api dengan live musik suara
kereta, RA Kartini dan bapaknya, sepasang orang Belanda, gerbong
pengangkut tebu serta tari kreasi yakni tari tebu yang diiringi dengan
musik tradisional.
Konsep
itu sengaja diambil sebagai hiburan sekaligus pembelajaran bagi
masyarakat. Bahwa pada masa lampau Jepara pernah memiliki stasiun kereta
api. Jepara juga menjadi penyuplai tebu terbesar di Jawa.Di era RA Kartini, berdasarkan salah satu suratnya Kartini menceritakan pernah menaiki drum besar yang mengeluarkan asap hitam (kereta api) dan di belakangnya ada banyak tebu yang diangkut.
Guru sekaligus kreator konsep tersebut, Pras mengatakan, pihaknya melibatkan 300 anak dalam karnaval tersebut. Persiapan sendiri telah dimulai pada akhir Juli lalu. ”Mulai cari ide, datang ke lokasi, mengkomunikasikan dengan sejarawan agar apa yang kami tampilkan tidak melenceng sampai menyiapkan properti dan melatih anak-anak,” tuturnya.
Khusus properti kereta dan gerbong, dibuat selama dua pekan. Pihak sekolah juga menyiapkan tebu sebanyak satu colt sebagai properti pelengkap. ”Pada karnaval ini kami tampilkan tari kreasi baru yakni tari tebu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 6 Jepara Darono mengatakan, pihaknya mendorong penuh anak-anak dan para guru di sekolah tersebut untuk berkreasi. ”Karnaval ini menjadi ruang untuk memunculkan ide dan berkreasi,” katanya.
Dia melanjutkan, komite juga memberikan dukungan penuh pada kegiatan sekolah termasuk karnaval itu. Karenanya dia berupaya merangkul semua pihak agar terlibat dalam proses persiapan dan pelaksanaan karnaval.
Mengenai sarana prasarana, dia menyatakan, sekolah memiliki berbagai fasilitas. Misal alat-alat musik tradisional, kostum dan lainnya. ”Karena itu kami berharap wali murid juga bisa selalu mendukung kegiatan sekolah,” tuturnya.
Terakhir Darono berharap, melalui konsep yang diangkat sekolahnya tahun ini bisa muncul kepedulian terhadap sejarah di Jepara. ”Jepara kaya akan sejarah, harapannya pemerintah bisa lebih peduli,” imbuhnya.
Sumber Berita : https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/08/20/93201/usung-konsep-station-majong-1887-smpn-6-jepara-raih-juara-karnaval