Cari Blog Ini

Senin, 12 November 2018

Geguritan, Puisi Yang Dirindukan

GROBOGAN- Di zaman yang serba maju ini, penggunaan Bahasa Jawa atau Bahasa Daerah mulai tersisihkan. Banyak anak-anak muda lebih menggemari dan bangga menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa daerah. Padahal, bahasa jawa sangat kental dengan tata kesopanan atau unggah ungguh lewat tingkatan bahasa, seperti krama alus, krama inggil, ngoko alus dan ngoko.
Dampaknya, anak-anak zaman sekarang atau saat ini disebut kid zaman now lupa dengan unggah-ungguh atau sopan santun yang ditanamkan dalam bahasa Jawa. “Anak-anak tak tahu lagi bagaimana ngomong yang sopan pada orang yang lebih tua, bahkan pada orang tuanya sekalipun,” ungkap Sekda Kabupaten Grobogan Moch Sumarsono ketika membuka Lomba Geguritan antarsiswa dan guru di Pendapa Kabupaten Grobogan, Sabtu (10/11).
Geguritan atau puisi dalam bahasa Jawa ini, sebagai salah satu karya budaya bangsa, khususnya di Jawa Tengah. “Tidak jarang banyak pesan yang disampaikan dalam karya seni oleh penciptanya. Budaya bangsa yang arif ini wajib hukumnya untuk terus dijaga. Aset bangsa yang tak ternilai ini harus terus dilestarikan dan digiatkan agar tidak hilang di tengah masyarakat,” tambah sekda yang mengapresiasi positif kegiatan yang jarang digelar di Kabupaten Grobogan.
Semoga lewat membaca geguritan harap sekda, semangat menggunakan bahasa jawa dan menjaga bahasa daerah terus terjaga. Di tengah paparan teknologi yang maju, zamannya gadget dan internet, mari kita lestarikan bahasa jawa dan karya budaya bangsa ini. Tidak saja membuka acara, dalam kesempatan tersebut, Sekda juga menyempatkan diri membaca geguritan bertema pahlawan.
Suyadi, budayawan yang terlibat sebagai juri mengungkapkan, tidaks aja jarang diperlombakan, namun Bahasa Jawa juga mulai jarang digunakan dalam dialek sehari hari. “Ke depan semoga kegiatan serupa bisa kembali digelar sehingga Geguritan atau puisi dalam bahasa Jawa lebih dikenal terutama oleh kalangan muda,” harap seniman yang berpesan agar lomba serupa digelar kembali.
Sedang, Latifa Ayu, peserta lomba asal SMP N 3 Purwodadi, yang berhasil memperoleh juara satu dalam lomba membaca geguritan mengaku senang dengan acara yang digelar sejumlah wartawan yang tergabung dalam Wartawan Kreatif Grobogan. Lomba menbaca geguritan sudah jarang digelar di Kabupaten Grobogan.
“Lomba ini jarang ada. Jika di rumah biasa pakai bahasa Jawa. Jadi seneng ada lomba bisa jadi panggung,” aku siswa yang mengharapkan lomba serupa kembali digelar di Kabupaten Grobogan.


Sumber :  http://www.wawasan.co/home/detail/6891/Geguritan-Puisi-Yang-Dirindukan