JEPARA - Longsor terjadi di Desa Tempur, Kecamatan
Keling, Selasa (22/1) di dua titik berbeda.Longsor pertama terjadi di
jalan penghubung Desa Tempur menuju Dukuh Duplak desa setempat. Longsor
lainnya terjadi di Dukuh Kemiren RT 2/RW1 yang menyebabkan material
tanah masuk ke dalam dua rumah warga.
Petinggi Desa Tempur Sutoyo menjelaskan, longsor di jalan penghubung
terjadi pada tebing setinggi 12 meter yang berada di kawasan tanpa
permukiman.
Lebar tebing yang longsor sekitar sembilan meter. Tidak hanya
material tanah, longsor juga membawa beberapa batu berukuran besar dan
kecil.
Sehingga untuk pembersihan material membutuhkan alat berat. ”Seluruh
badan jalan di titik longsor tertutup material. Bahkan sebagian badan
jalan ikut longsor ke jurang,” beber Sutoyo.
Dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sebab
selain terjadi saat dini hari, juga jauh dari kawasan permukiman. Hanya
saja, jalan penghubung tersebut mengalami kerusakan.
Banyak aspal jalan kabupaten di titik longsor itu yang pecah akibat
tertimpa batu besar. Selain jalan, fasilitas umum lainnya tidak ada yang
rusak. Baik saluran air maupun jaringan listrik.
Pihaknya mencatat sejumlah area sawah dan kebun warga rusak akibat
longsor itu. Akibat longsor tersebut, warga Dukuh Duplak untuk sementara
waktu terisolasi.
Di dukuh tertinggi di Jepara itu terdapat 123 kepala keluarga. Sutoyo
memerinci, di sana ada 22 warga lanjut usia, ibu hamil lima orang, 34
balita, 15 warga rentan, dan anak usia sekolah sebanyak 43 anak.
”Warga sebenarnya hendak membersihkan material longsoran pagi ini
(kemarin-Red). Namun karena hujan belum reda, sukarelawan dan masyarakat
tidak berani membersihkan material longsoran.
Sebab batu dari atas tebing masih berjatuhan. Longsor susulan masih
berpotensi terjadi,” ucapnya. Hingga kemarin siang, sukarelawan, warga
hingga alat berat belum berani membersihkan material longsoran karena
masih sangat rawan.
Rencanannya, material longsoran, termasuk batu besar akan dijatuhkan
ke bawah jurang. Pihaknya dan sukarelawan membuat tenda darurat sebagai
posko.
Hal tersebut untuk memantau kondisi di lapangan. Sementara itu,
longsor di Dukuh Kemiren menyebabkan material tanah masuk ke dalam rumah
Sukar dan Riyanto pukul 12.40. Longsoran terjadi di tebing setinggi 25
meter. Lebar longsor mencapai 11 meter. ”Tanah masuk hingga ke dalam
rumah warga.
Satu sepeda motor tertimbun material tanah. sebanyak 10 sepeda motor
terjebak di dalam rumah. Tidak ada korban jiwa pada kejadian kedua ini.
Kondisi rumah hanya mengalami kerusakan ringan,” ucapnya. Di Desa
Tempur memang seringkali terjadi longsor. Nyaris tiap musim hujan, di
wilayah itu selalu terjadi longsor.
Longsor terjadi baik di tebing yang jauh maupun dekat dengan
permukiman. Seperti awal tahun lalu, longsor terjadi di jalan penghubung
DesaTempur dan Damarwulan, Kecamatan Keling yang menyebabkan akses
jalan terputus sementara.
Sumber : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/162277/sehari-dua-longsor-terjadi-di-tempur