JEPARA - Ribuan umat Buddha memeriahkan perayaan
Dharma Santi Waisak 2018 yang dipusatkan di Lapangan Desa Dermolo
Kecamatan Kembang, Kamis (28/6) sore. Dalam momentum tersebut, umat
Buddha menyerukan untuk saling menjaga kerukunan.
Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Dian Kristiandi, Kapolres
Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho, Dandim 0719/Jepara Letkol Czi
Fachrudi Hidayat, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Pendeta David
Sriyanto, dan Dewan Uppajaya Sangha Agung Indonesia Banthe Nyana Karuno
Maha Thera.
Dian Kristiandi mengajak kepada umat Buddha untuk saling menjaga
kerukunan. Dikatakannya, kerukunan ini akan bermuara menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
‘’Jika tidak kita yang melanjutkan kerukunan, maka bangsa ini akan
hancur,’’ kata dia. Ia juga mengapresiasi pada perayaan Dharma Santi
ini, yang mengangkat tema tentang kerukunan antarumat beragama. Jepara
merupakan salah satu miniatur Indonesia, karena beragam suku dan agama
ada di daerah ini.
‘’Kalau bicara Indonesia adalah negara kepulauan, kita punya pulau
Karimunjawa. Di sini juga hidup beragam suku, seperti Jawa, Batak,
Madura, dan suku lain,’’kata dia. Terkait dengan toleransi antarumat
beragama, dia mencontohkan kerukunan yang ada di Desa Karanggondang
Kecamatan Mlongggo.
Dimana, pada saat umat Islam merayakan Idulfitri, umat agama lain,
ikut membantu berpartisipasi dengan memberikan pengamanan. Begitu juga
sebaliknya, saat perayaan Natal, umat Islam ikut menjaga agar umat
Kristen bisa tenang saat berada di dalam gereja.
‘’Ketika kita saling menjaga, dari sisi sosial keagamaan, tentu
secara bersama-sama dapat menggapai kebahagiaan,’’kata dia. Pendeta
David Sriyanto mengatakan, perpedaan itu menarik dan menyenangkan.
‘’Kita harus berbangga dengan adanya perbedaan.
Kerukunan ini mari kita kumandangkan bersama,’’ujar dia. Dewan
Uppajaya Sangha Agung Indonesia Banthe Nyana Karuno Maha Thera
mengatakan, kedamaian harus dibangun secara terus menerus.
Sampai sekarang, semua agama dapat berkembang dengan baik. ‘’Kita
bisa beribadah dimana dan kapan saja, tanpa ada yang mengusik,’’ kata
dia. Dia juga mengharap, umat Buddha untuk selalu bersyukur.
Karena, dengan bersyukur, akan memberikan semangat hidup bagi
semuanya. Kerukunan, lanjut dia, dapat diawali dari diri sendiri, dengan
mengendalikan, keserakahan, kesombongan dan keirihatian.
Dengan begitu, akan menumbuhkan kedamaian. ‘’Kalau kita menanam karma yang baik, maka akan tumbuh kebaikan pula,’’kata dia.
Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/99129/umat-buddha-serukan-kerukunan