JAKARTA- Panitia Kerja Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Haji (BPIH) DPR dan Kementerian Agama menyepakati komponen direct cost
(yang harus dibayar langsung jamaah calon haji) pada penyelenggaraan
ibadah haji tahun 2017 sebesar Rp 34.890.312 atau naik Rp 249.000.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam rapat di Komisi VIII DPR, Kamis
(23/3). Menurut Ketua Komisi VIII Ali Taher Parasong, direct cost
meliputi harga rata-rata komponen penerbangan (tiket, airport tax, dan
biaya layanan penumpang) Rp 26.143.812.
”Yang kedua, harga rata-rata pemondokan di Makkah 4.375 riyal.
Rinciannya, 3.425 riyal dialokasikan ke dalam anggaran dana optimalisasi
(indirect cost) dan 950 riyal yang dibayar oleh calon haji. Itu setara
dengan Rp 3.391.500,” jelasnya.
Ketiga, living allowance 1.500 riyal yang ekuivalen dengan Rp
5.355.000. ”Itu akan diserahkan pada jamaah haji dalam mata uang Saudi,”
kata Ali Taher dalam konferensi pers usai rapat. DPR dan Kemenag juga
menyepakati biaya rata-rata sewa pemondokan di Madinah 850 riyal dengan
sistem sewa semi musim. Sewa pemondokan dibiayai dari dana optimalisasi
(indirect cost).
Tekan Biaya
Rapat juga menyepakati sejumlah hal lain, di antaranya nilai total
indirect cost Rp 5.486.881.475.537 (Rp 5,48 triliun). Menurut Ali,
secara garis besar indirect cost tersebut meliputi biaya pelayanan dan
biaya operasional, baik saat di dalam negeri maupun di Arab Saudi.
”Rinciannya, biaya pelayanan di Saudi Rp 4.735.588.353.090.
Biaya pelayanan di Tanah Air Rp 270.182.591.077, biaya operasional
haji di Saudi Rp 274.045.591.470, dan biaya operasional haji di dalam
negeri Rp 167.064.939.900,” papar Ali. Disepakati pula alokasi anggaran
safeguarding Rp 40 miliar untuk antisipasi selisih kurs dan kemungkinan
timbulnya biaya tak terduga.
Menurut Ali, dibandingkan tahun lalu, BPIH 2017 naik Rp 249.008
ribu. Awalnya, pemerintah dalam hal ini Kemenag mengusulkan Rp 35,7 juta
dengan alasan jumlah calon haji lebih banyak dari tahun sebelumnya.
”Tapi kami berhasil menekan biaya tersebut. Kami juga sepakat
meningkatkan pelayanan,” imbuh Ali.
Komponen yang berhasil ditekan adalah biaya penerbangan. Adapun
peningkatan pelayanan antara lain penambahan jumlah makan, yaitu di
Makkah menjadi 25 hari dan Madinah 18 kali. Juga peningkatan kualitas
layanan bus antarkota, bus shalawat, dan bus menuju Armina. Tenda yang
digunakan di Arafah adalah tenda baru dengan pendingin yang lebih baik.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/biaya-naik-haji-rp-3489-juta/