Peralatan tersebut kemudian dipasang di
kawasan wisata yang dikenal dengan sebutan ”Atas Awan Blora”.
”Pembangkit listrik ini mampu menghasilkan daya listrik hingga 500
watt,” ujar Dodik Prasetyo, salah seorang siswa yang membuat pembangkit
energi tersebut, kemarin.
Terletak di kawasan ketinggian yang
cukup jauh dari permukiman, membuat kawasan wisata Bukit Cengklik tidak
terjangkau aliran listrik PLN. Siswa SMKN 1 Blora memanfaatkan tiga
baling-baling dan solar cell sehingga energi yang dihasilkan bisa
digunakan pengunjung untuk mengecas ponsel atau laptop. Listrik yang
dihasilkan disimpan dalam aki. Dengan memanfaatkan sensor, saat malam
tiba, lampu di pembangkit listrik itu menyala sendiri.
Pembangkit listrik ini pun diklaim bisa
jadi solusi bagi wisatawan yang berkunjung di Bukit Cengklik saat
baterai ponsel mereka kehabisan daya. ëíMinimal bisa untuk ngecas
ponsel,íí kata Febrina, salah seorang pengunjung yang telah menggunakan
listrik dari pembangkit karya siswa SMKN 1 Blora tersebut.
Peralatan pembangkit listrik tersebut
telah diserahterimakan kepada kepala desa Bicak dan pengelola kawasan
wisata Bukit Cengklik. Diharapkan dengan dipasangnya alat tersebut bisa
membuat wisatawan betah di puncak bukit yang memiliki pemandangan bagus.
Destinasi wisata ini baru dikembangkan sejak pertengahan tahun lalu.
Sejumlah pemuda desa menemukan destinasi
wisata di ketinggian bukit ini dan mengembangkannya menjadi kawasan
wisata. Pemuda desa membuat gardu pandang, rumah pohon hingga gazebo
dari kayu dan bambu yang diletakkan di puncak bukit. Lokasi tersebut
menjadi tempat menarik untuk berburu foto pemandangan alam.
Pada jam tertentu, pengunjung bisa
menyaksikan keindahan Gunung Muria (Kudus) di sebelah utara dan Gunung
Lawu (Magetan) di sebelah selatan dengan jelas. Di bawah bukit terhampar
hutan dan persawahan hijau. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/cengklik-dilengkapi-listrik-tenaga-surya/