KUDUS – Pembangunan jalan di kawasan Menara Kudus
dimulai. Rekanan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
mulai membongkar jalan paving di kawasan tersebut. Pembongkaran jalan
tersebut menggunakan alat berat seperti ekskavator dan truk.
Pembongkaran dimulai Sabtu (22/4) siang lalu. Rencananya, pengerjaan dilakukan selama 150 hari alias lima bulan.
Kepala Dinas PUPR Sam’ani Intakoris melalui Kepala Seksi (Kasi) Jalan Harri Widodo kepada Jawa Pos Radar Kudus
mengatakan, pembangunan jalan tersebut sudah dimulai dan selesai
September mendatang. Pembangunannya memang memakan waktu agak lama.
”Sebab, nantinya material untuk pembangunan berbahan granit yang
berkualitas tinggi,” ucapnya.
Pembangunannya dimulai dari perempatan Sucen ke selatan sampai
perempatan selatan Menara Kudus. Sedangkan dari depan Menara ke timur
sampai Jalan Madurekso hingga pertigaan kelenteng Hok Ling Bio.
Selain jalan, juga akan dibangun gapura dengan tinggi 12 meter di
depan kelenteng. ”Dalam membangun itu, anggaranya sekitar Rp 10
miliar,” ucapnya.
Anggaran untuk dua ruas jalan tersebut memang cukup besar, karena
material yang digunakan memang khusus. Mengingat lokasi tersebut
merupakan kawasan wisata, sehingga perlu dipercantik.
Nantinya, granitnya bermotif unik. Kualitasnya juga paling baik.
Biasanya granit untuk jalan sekitar k 350, namun kali ini menggunakan
granit k 500. Untuk panjang jalan yang akan diperbaiki tersebut sekitar
660 meter.
Terkait pembanguan jalan sendiri, banyak warga sekitar yang belum
mendapat pengarahan atau informasi dari dinas terkait. Salah satunya
Anto, pedagang bakso keliling. Dia mengaku resah. Sebab, adanya
pembangunan jalan tersebut dia khawatir nantinya tidak boleh berjualan
lagi.
”Sementara ini masih bisa jualan Mas, dengan rolling tempat jualan. Namun tetap saja saya khawatir jika selesai pembangunan tidak boleh berjualan di area Menara lagi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, meski pembangunan jalan tersebut demi kemajuan
dan keindahan kawasan Menara Kudus, pemerintah juga diminta memikirkan
nasib para pedagang.
Terlebih, waktu pembangunan saat ini dirasa kurang tepat. Sebab,
sebentar lagi musim Dandangan, bulan puasa dan Lebaran. Padahal di waktu
inilah yang menjadi kesempatan para pedagang untuk mencari nafkah. ”Tak
hanya pedagang, tukang becak dan ojek juga merasa dirugikan,”
terangnya.
Hal senada diungkapkan Sumarno, 50, pedagang oleh-oleh khas Kudus
yang sudah 25 tahun berjualan di area Menara. Dia merasa resah karena
tidak bisa berjualan lagi. Dia berharap, dibuatkan tempat relokasi
sementara agar para pedagang yang lain juga bisa tetap mencari nafkah.
”Syukur-syukur nanti juga dibangunkan ruko pemerintah, disuruh bayar
kami juga mau. Asal tetap bisa berdagang,” tegasnya.
Selama jalan diperbaiki, di area Menara ditutup untuk kendaran
roda dua maupun roda empat. Para rombongan peziarah yang datang dari
arah utara, harus berjalaan kaki mulai dari perempatan Sucen. Untuk
sebelah selatan harus berjalan dari Peremapatan Menara. Sedangkan dari
arah timur harus mulai berjalan di pertigaan samping Taman Menara,
tepatnya di depan kelenteng.
Para tukang becak juga tidak bisa lewat. Mereka ngetem di samping palang
pintu di masing- masing jalan masuk menuju Menara, yakni di perempatan
Menara, perempatan Sucen dan di samping kelenteng. Hal itu sempat
membuat arus lalu lintas tersendat. Bahkan jalan di perempatan Sucen
menuju barat dan timur sering macet. Apalagi di jam-jam berangkat
sekolah dan pulang kerja.
Sumber Berita : http://radarkudus.jawapos.com/read/2017/04/24/3671/jalan-menara-mulai-dibongkar/