BLORA – Pertamina
Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu memberikan dukungan
penuh pada rencana pengembangan wanawisata Kedungpupur di Desa Ledok,
Kecamatan Sambong, Blora.
Hal itu dibuktikan dengan
dialokasikannya anggaran corporate social responsibility (CSR) untuk
pengembangan wisata hutan dan minyak tersebut sebesar Rp 500 juta.
‘’Anggaran yang disetujui dan dialokasikan untuk tahun ini memang Rp 500
juta. Itu dana CSR,’’ kata Public Relations Analyst Pertamina EP Asset 4
Field Cepu, Tiara Kartikasari.
Kemarin untuk kali kesekian digelar
rapat koordinasi pengembangan wanawisata Kedungpupur. Rapat yang
berlangsung di salah satu ruang pertemuan Bappeda Blora itu dipimpin
Wakil Bupati (Wabup) Arief Rohman.
Rapat dihadiri Sekda Bondan Sukarno,
Kepala Bappeda Sutikno Slamet, para administratur (Adm) Perhutani,
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yang diwakili Publik Govrel CSR Intan
Anindita Putri, serta dinas dan instansi terkait.
Pada rapat antara lain mengemuka usulan
prioritas pertama pengembangan wanawisata Kedungpupur adalah pembenahan
kolam renang atau kolam pemandian peninggalan Belanda.
Sebab, kolam yang hingga kini masih
berfungsi dengan baik itu merupakan ikon Kedungpupur. Selain kolam,
jalan akses menuju lokasi wisata dan jalan di kawasan wisata perlu
diperbaiki, minimal bisa dijadikan jalur bersepada santai.
Dalam rapat itu semua pihak menyatakan
komitmennya memberikan dukungan penuh pengembangan wanawisata
Kedungpupur. ‘’Mari potensi wisata yang ada di Blora ini kita manfaatkan
sebaikbaiknya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Blora,’’ ujar
Wabup Arief Rohman.
Bisa Mengelola
Perhutani memberikan dukungan penuh,
karena sesuai arahan direksi agar sumber daya di kawasan hutan lebih
diberdayakan. Hal itu untuk menopang penerimaan perusahaan di luar
produksi kayu.
Belum lama ini Perhutani Cepu
menandatangani nota kesepahaman (MoU) pemanfaatan jasa lingkungan wana
wisata Kedungpupur, dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana
Amerta Desa Ledok.
Kerja sama tersebut berupa pemanfaatan
lahan Perum Perhutani. Masyarakat sekitar wilayah hutan dipersilakan
menggunakan lahan yang ada dalam di hutan untuk dikelola sedemikian
rupa, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi
masyarakat maupun untuk Perhutani.
Lahan di kawasan hutan tidak hanya bisa
dijadikan lahan penanaman palawija, namun juga sebagai lokasi wisata
atau usaha lain yang tidak mengganggu atau mengubah tanaman hutan yang
ada. Wanawisata Kedungpupur diyakini bisa menjadi ikon destinasi sejarah
di Blora.
Kawasan wisata yang berada di kawasan
hutan di Desa Ledok, Kecamatan Sambong itu, memadukan wisata air dan
pesona penambangan minyak sumur tua. Jika konsep wisata di tempat itu
disusun lebih matang, bukan tidak mungkin kawasan Kedungpupur akan
menjadi destinasi wisata andalan di Blora.
Di Desa Ledok terdapat kolam Kedungpupur
yang konon pernah menjadi tempat pemandian bagi pekerja tambang minyak
di zaman kolonial Belanda. Selain itu, kawasan hutan jati di Desa Ledok
masih asri di tengah aktivitas pertambangan minyak.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pertamina-alokasikan-anggaran-csr-rp-500-juta/