Cari Blog Ini

Kamis, 06 April 2017

Pertamina Alokasikan Anggaran CSR Rp 500 Juta Untuk Pengembangan Wanawisata Kedungpupur

BLORA – Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 4 Field Cepu memberikan dukungan penuh pada rencana pengembangan wanawisata Kedungpupur di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Blora.
Hal itu dibuktikan dengan dialokasikannya anggaran corporate social responsibility (CSR) untuk pengembangan wisata hutan dan minyak tersebut sebesar Rp 500 juta. ‘’Anggaran yang disetujui dan dialokasikan untuk tahun ini memang Rp 500 juta. Itu dana CSR,’’ kata Public Relations Analyst Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Tiara Kartikasari.
Kemarin untuk kali kesekian digelar rapat koordinasi pengembangan wanawisata Kedungpupur. Rapat yang berlangsung di salah satu ruang pertemuan Bappeda Blora itu dipimpin Wakil Bupati (Wabup) Arief Rohman.
Rapat dihadiri Sekda Bondan Sukarno, Kepala Bappeda Sutikno Slamet, para administratur (Adm) Perhutani, Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yang diwakili Publik Govrel CSR Intan Anindita Putri, serta dinas dan instansi terkait.
Pada rapat antara lain mengemuka usulan prioritas pertama pengembangan wanawisata Kedungpupur adalah pembenahan kolam renang atau kolam pemandian peninggalan Belanda.
Sebab, kolam yang hingga kini masih berfungsi dengan baik itu merupakan ikon Kedungpupur. Selain kolam, jalan akses menuju lokasi wisata dan jalan di kawasan wisata perlu diperbaiki, minimal bisa dijadikan jalur bersepada santai.
Dalam rapat itu semua pihak menyatakan komitmennya memberikan dukungan penuh pengembangan wanawisata Kedungpupur. ‘’Mari potensi wisata yang ada di Blora ini kita manfaatkan sebaikbaiknya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Blora,’’ ujar Wabup Arief Rohman.
Bisa Mengelola
Perhutani memberikan dukungan penuh, karena sesuai arahan direksi agar sumber daya di kawasan hutan lebih diberdayakan. Hal itu untuk menopang penerimaan perusahaan di luar produksi kayu.
Belum lama ini Perhutani Cepu menandatangani nota kesepahaman (MoU) pemanfaatan jasa lingkungan wana wisata Kedungpupur, dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Amerta Desa Ledok.
Kerja sama tersebut berupa pemanfaatan lahan Perum Perhutani. Masyarakat sekitar wilayah hutan dipersilakan menggunakan lahan yang ada dalam di hutan untuk dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat maupun untuk Perhutani.
Lahan di kawasan hutan tidak hanya bisa dijadikan lahan penanaman palawija, namun juga sebagai lokasi wisata atau usaha lain yang tidak mengganggu atau mengubah tanaman hutan yang ada. Wanawisata Kedungpupur diyakini bisa menjadi ikon destinasi sejarah di Blora.
Kawasan wisata yang berada di kawasan hutan di Desa Ledok, Kecamatan Sambong itu, memadukan wisata air dan pesona penambangan minyak sumur tua. Jika konsep wisata di tempat itu disusun lebih matang, bukan tidak mungkin kawasan Kedungpupur akan menjadi destinasi wisata andalan di Blora.
Di Desa Ledok terdapat kolam Kedungpupur yang konon pernah menjadi tempat pemandian bagi pekerja tambang minyak di zaman kolonial Belanda. Selain itu, kawasan hutan jati di Desa Ledok masih asri di tengah aktivitas pertambangan minyak.

Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pertamina-alokasikan-anggaran-csr-rp-500-juta/