Cari Blog Ini

Senin, 29 Mei 2017

Petani Khawatir Ancaman Banjir Ingin Awali Musim Tanam September

KUDUS – Salah satu alasan mengapa sejumlah petani di daerah irigasi teknis Waduk Kedungombo mengingingkan musim tanam (MT) I kembali diawali 1 September, karena pertimbangan ancaman banjir pada lahan.
Seperti diketahui, terakhir MT I diawali pada September pada periode 2015-2016. Setelah itu, dua periode selanjutnya dimulai 1 Oktober yang berdampak banyak lahan padi kebanjiran dan panen bertepatan dengan musim penghujan.
Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) sistem Kedungombo, Kaspono mengemukakan hal tersebut kepada Suara Merdeka, Minggu (28/5). Lebih lanjut dia menyatakan, wajar bila petani yang lahan pertaniannya rendah meminta agar awal MT I diupayakan semaksimal mungkin menjauhi musim penghujan yang biasa turun pada awal tahun.
‘’Saya pikir hal tersebut wajar saja, mereka tidak ingin gagal panen karena sawah merupakan pendapatan utama,’’katanya. Salah satu usulan yang berulangkali disampaikan yakni mendahulukan penggelontoran irigasi pada lahan pertanian yang secara letak geografisnya rendah, atau di bawah meter di atas permukaan laut (dpl).
Setelah itu, penggelontoran irigasi dari Waduk Kedungombo dapat diteruskan pada lahan-lahan lainnya. Namun begitu, dia juga mengakui perbaikan menyeluruh terhadap sistem Jaringan Kedungombo juga diperlukan. Tahun ini, merupakan tahun kedua proyek multy years yang akan dituntaskan pada 2018.
Dikritisi
Hanya saja, pihaknya menilai, banyak pengkritisian yang ditujukan pada proyek tersebut. Salah satunya, di sejumlah lokasi meskipun berulangkali disampaikan pencapaiannya melebihi target, tetapi kenyataannya dianggap lambat. Pengertiannya, dengan volume proyek yang sedemikian besar, tetapi jumlah tenaga kerja yang ditemui di lapangan dinilai sangat sedikit.
Ketua Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) Kecamatan Undaan, Akrab menyatakan, pihaknya akan tetap berjuang agar awal MT I tidak dimulai Oktober. Pertimbangan utamanya tetap pada nasib petani yang berpotensi kembali mengalami kegagalan panen. ‘’Ini soal nasib petani yang harus kami perjuangkan,’’tandasnya. 

Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/petani-khawatir-ancaman-banjir/