KUDUS – Salah satu alasan mengapa sejumlah petani di
daerah irigasi teknis Waduk Kedungombo mengingingkan musim tanam (MT) I
kembali diawali 1 September, karena pertimbangan ancaman banjir pada
lahan.
Seperti diketahui, terakhir MT I diawali pada September pada periode
2015-2016. Setelah itu, dua periode selanjutnya dimulai 1 Oktober yang
berdampak banyak lahan padi kebanjiran dan panen bertepatan dengan musim
penghujan.
Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) sistem
Kedungombo, Kaspono mengemukakan hal tersebut kepada Suara Merdeka,
Minggu (28/5). Lebih lanjut dia menyatakan, wajar bila petani yang lahan
pertaniannya rendah meminta agar awal MT I diupayakan semaksimal
mungkin menjauhi musim penghujan yang biasa turun pada awal tahun.
‘’Saya pikir hal tersebut wajar saja, mereka tidak ingin gagal panen
karena sawah merupakan pendapatan utama,’’katanya. Salah satu usulan
yang berulangkali disampaikan yakni mendahulukan penggelontoran irigasi
pada lahan pertanian yang secara letak geografisnya rendah, atau di
bawah meter di atas permukaan laut (dpl).
Setelah itu, penggelontoran irigasi dari Waduk Kedungombo dapat
diteruskan pada lahan-lahan lainnya. Namun begitu, dia juga mengakui
perbaikan menyeluruh terhadap sistem Jaringan Kedungombo juga
diperlukan. Tahun ini, merupakan tahun kedua proyek multy years yang
akan dituntaskan pada 2018.
Dikritisi
Hanya saja, pihaknya menilai, banyak pengkritisian yang ditujukan
pada proyek tersebut. Salah satunya, di sejumlah lokasi meskipun
berulangkali disampaikan pencapaiannya melebihi target, tetapi
kenyataannya dianggap lambat. Pengertiannya, dengan volume proyek yang
sedemikian besar, tetapi jumlah tenaga kerja yang ditemui di lapangan
dinilai sangat sedikit.
Ketua Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) Kecamatan Undaan, Akrab
menyatakan, pihaknya akan tetap berjuang agar awal MT I tidak dimulai
Oktober. Pertimbangan utamanya tetap pada nasib petani yang berpotensi
kembali mengalami kegagalan panen. ‘’Ini soal nasib petani yang harus
kami perjuangkan,’’tandasnya.
Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/petani-khawatir-ancaman-banjir/