PATI – Tahun ini, Pati
dipastikan kembali meraih penghargaan Adipura Kencana karena unggul
dalam inovasi, terutama di sektor pengelolaan sampah.
Pemkab melakukan terobosan dengan
mengelola TPA di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, menjadi
objek wisata lokal. Hal itu dapat menghapus kesan negatif bagi
masyarakat terhadap TPA itu.
TPA yang kental dengan kesan bau tak
sedap, menyengat, penuh dengan tumpukan sampah hingga menggunung, dan
ribuan lalat yang berterbangan, kini berubah 180 derajat.
Lokasi itu kini layak dikunjungan masyarakat untuk berwisata. Lokasi itu hanya berada sekitar 6 kilometer dari ke Pati Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pati, Purwadi, menjelaskan, dirinya secara resmi diundang oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk melakukan paparan di
Gedung Manggal Wana Bakti Jakarta, kemarin.
Pendadaran tersebut dilakukan Bupati di
depan Dewan Adipura pusat, mulai pukul 16.00 sampai selesai. Karena itu,
sebanyak 30 personel Kepala Organisasi Pemimpin Daerah (OPD) terkait
akan menyertai.
Akan tetapi, kapan hasil raihan
penghargaan tersebut disampaikan, pihaknya belum mengetahui secara
pasti. ‘’Besar kemungkinan seusai Lebaran karena peringatan Hari
Lingkungan Hidup, sudah berlangsung Selasa (6/6) lalu,’’ katanya.
Dengan penyampaian paparan kondisi upaya
menciptakan Pati sebagai Kota Kecil Terbersih, tentu akan memperkuat
bahwa hal itu harus benar-benar dilakukan secara serius dan maksimal.
‘’Tidak kalah penting adalah sikap
masyarakat dalam kepeduliannya menciptakan Pati yang benar-benar bersih,
bukan sekadar slogan.’’
Perbandingan
Bukti tentang hal itu, masih kata
Purwadi, adalah banyaknya daerah lain yang selama ini melakukan
kunjungan ke TPA itu. Mereka belajar mengenai sistem pengelolaan TPA
untuk mencari solusi.
Dengan kata lain, Pati selama ini
menjadi rujukan dalam mengelola persampahan yang kian hari bukan semakin
berkurang, tapi semakin kompleks.
Karena itu, wajar jika banyak inovasi
yang harus dicoba, termasuk menciptakan bagaimana memciptakan timbunan
sampah yang tidak mencemari lingkungan.
Hal tersebut secara maksimal akan bisa
diwujudkan di Pati, setelah tersedianya TPA model Sanitary Landfill,
yang saat ini masih dalam tahap pelaksanaan. Ke depan, Pati harus
menjadi barometer nasional dalam upaya menciptakan lingkungan kawasan
perkotaan yang andal.
Hal tersebut, kata dia, menuntut
kesadaran dan partisipasi warga secara optimal, agar beban sampah kian
hari bukan kian bertambah berat, tapi justru sebaliknya. Semua itu akan
dicapai, jika masingmasing perkampungan warga semuanya sadar untuk
membentuk bank sampah.
Melalui upaya tersebut, sampah yang
sudah terpilah sejak awal antara yang mempunyai nilai ekonomi maupun
yang limbah bisa memberi manfaat bagi warga. ‘’Dalam mengelola
persampahan dibutuhkan sikap guyub dan rukun seluruh kelompok warga,’’
katanya. Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pati-kembali-raih-adipura/