BLORA-
Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Blora, Jawa
Tengah, menyelenggarakan Sosialisasi dan Forum Group Discussion (FGD)
Smart City Kabupaten Blora. Acara berlangsung di ruang pertemuan Bappeda
Blora, Kamis (5/7/2018).
Sosialisasi dan Forum Group Discussion
(FGD) Smart City Kabupaten Blora diawali dengan laporan penyelenggaraan
oleh Kepala Dinkominfo Kabupatenm Blora Drs.Sugiyono, M.Si.
Dalam
laporannya, antara lain disampaikan dasar penyelenggaraan acara adalah
MoU antara Kemenkominfo RI dengan Bupati Blora Djoko Nugroho atau pemkab
Blora tanggal 8 Mei 2018.
“Dimana pemkab Blora telah
menandatangani MoU untuk menjadi salah satu Kabupaten yang akan
digerakkan 100 Smart City se Indonesia,” jelas Sugiyono, Kepala
Dinkominfo Blora.
Kegiatan yang dilaksanakan, kata Sugiyono, untuk memberikan pemahaman awal tentang apa itu Smart City.
“Selain
itu untuk menampung usul dan saran dari OPD dalam rangka menyusun
materi yang akan kita gunakan sebagai bahan bimtek selanjutnya, sehingga
materi-materi ini nanti akan kita rangkum dan saat Bimtek sudah punya
bahan,” jelasnya.
Masih menurut Sugiyono, salah satu persyaratan
kabupaten terpilih dan digerakkan menjadi 100 Smart City oleh
Kemenkominfo ini, harus mengikuti bimtek, terbentuk Dewan Smart City dan
pelaksanaannya di kabupaten.
“Dan ini semua sudah dipenuhi oleh
Kabupaten Blora. Sampai saat dari 55 kabupaten/kota yang tahun 2018
terpilih menjadi kota yang digerakkan menuju Smart City masih ada
delapan kabupaten/kota yang belum memenuhi syarat untuk menjalankan
bimtek tahap pertama. Alhamdulilah, Kabupaten Blora sudah memenuhi
syarat, setelah ini, bimtek tahap ke dua yang akan segera dilaksanakan,”
ujarnya.
Dakatakannya, sosialisasi dilaksanakan menyeluruh, sedangkan FGD dilaksanakan berkelompok.
Asisten
I Bidang Pemerintahan Setda Blora H. Setyo Edy, SH mewakili Sekda Blora
Komang Gede Irawadi,SE, M.Si dalam sambutan dan pengarahannya antara
lain mendukung dan mengapresiasi penyelenggaraan sosialisasi dan FGD.
“Ke
depan kita dituntut untuk memberikan pelayanan yang tidak hanya prima,
tetapi juga mudah, murah dan cepat. Tidak bertele-tele. Suatu contoh
ketika kita akan mengurus surat-surat perijinan, seperti IMB, STNK dan
lainnya. Kalau perlu kita tidak usah datang ke kantor tinggal lihat di
internet, websitenya yang dimaksud sudah bisa kita cukupi persyaratannya
dan tercetak,” ujar Setyo Edy.
Ia mencontohkan di beberapa
negara maju sudah menerapkan mengurangi tatap muka. Di Asia yang sudah
menerapkan Smart City rangking sepuluh baru Jepang dan Korea.
“Mudah-mudahan
Indonesia juga begitu. Termasuk dari Kabupaten Blora yang sudah masuk
dalam penilian sepuluh besar di Jawa Tengah,” katanya.
Namun, kata Setyo Edy, harus terus berupaya untuk inovatif dalam pelayanan.
Hadir pada acara Sekretaris Bappeda Irwan Iswandaru, AP, MSi.
Peserta
lebih kurang 70 orang perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah
(OPD). Sedangkan narasumber menghadirkan dari CV. Icon Semarang.
Rizal,
nara sumber dari tim CV. Icon Semarang dalam paparannya di antaranya
menyampaikan kenapa diperlukan Smart City ? Yaitu, revolusi digital.
“Negara
yang cepat mengalahkan negara yang lambat dalam memberikan pelayanan.
Tentu saja juga berkaitan dengan persaingan global,” jelasnya.
Sumber Berita : http://www.blorakab.go.id/index.php/public/berita/detail/606/sosialisasi-dan-fgd-smart-city