Cari Blog Ini

Senin, 20 Agustus 2018

Air Embung Ngempak Menyusut Ancam Ratusan Hektare Lahan Pertanian

KUDUS UNDAAN - Ratusan hektare tanaman padi di Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan dikhawatirkan terkendala memulai awal musim tanam (MT) I 2017-2018.

Pasalnya, air di Embung Ngemplak di perbatasan Desa Ngemplak dan Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan saat ini menyusut.

Dari total area pertanian di Desa Ngemplak seluas 422 hektare, sekitar 70 persennya tergantung dari sumber irigasi embung. Kades Ngemplak, Sutrisno menyatakan, sumber irigasi utama berasal dari Waduk Kedungombo.

Beberapa tahun terakhir, pasokan irigasi sering terlambat karena kondisi geografis maupun letaknya yang paling jauh dibandingkan desa-desa lainnya di Kecamatan Undaan.

”Banyak petani yang memanfaatkan air embung untuk proses pengolahan awal lahan,” katanya. Saat kondisi air embung normal, penggelontoran air mengandalkan energi gravitasi.

Sedangkan ketika air embung menyusut, petani sebenarnya dapat mengambil air menggunakan pompa. Proses tersebut membutuhkan biaya untuk pembelian bahan bakar maupun sewa genset. ”Kondisi seperti itu mungkin bukan pilihan petani,” jelasnya.

Kemarau

Kondisi terakhir pada embung sepanjang 5 kilometer dan lebar 60 meter dan kedalaman tujuh meter hingga delapan meter, kian menyusut. Ketinggian air dari dasar hingga permukaan pada kondisi normal mencapai 5 meter.

Saat sekarang kedalaman air sekitar 1,5 meter dan bahkan kurang. Petani setempat, Rif’an (50), mengaku manfaat Embung Ngemplak cukup penting.

Saat kemarau, air embung menjadi andalan sejumlah petani untuk modal proses awal tanam. Ketika air embung penuh, sejumlah warga memanfaatkan untuk budidaya perikanan. Tidak ada yang dapat dilakukan kecuali menunggu hujan tiba.

Saat hujan, air ditampung di dalam embung dan dapat digunakan ketika diperlukan. ”Kami berharap kemarau segera berakhir dan kami dapat memulai MT I,” ujarnya.

Sumber Berita : https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/116377/air-embung-ngempak-menyusut