PATI = SELAIN fokus dalam
dunia akademis peserta didik, SMA 2 Pati juga menjadikan pendidikan
karakter sebagai perhatian utama. Kepandaian secara akademis dinilai
dapat berjalan baik jika disokong dengan karakter siswa yang juga baik.
Hal itu tentu juga senada dengan
semangat yang diajarkan dalam Kurikulum 2013. Beragam cara pun dilakukan
agar peserta siswa SMA 2 Pati dapat memahami pendidikan karakter.
Salah satunya lewat seni peran yang
diajarkan dengan ekstrakurikuler teater di sekolah tersebut. Salah satu
poin penting dalam seni teater itu diakuinya adalah bentuk kolektifitas.
Untuk dapat menyajikan sebuah pementasan
teater yang baik tentu dibutuhkan kerja sama seluruh pihak, baik
pemain, sutradara, penata musik, penata panggung, maupun manajemen
produksi. Dengan begitu, para siswa diharapkan dapat saling menghargai
satu sama lain.
Selain itu, nilai yang penting dalam
teater adalah setiap anggotanya akan diajarkan mengenal berbagai macam
karakter. ”Terkadang ada adegan yang meminta saya untuk berperan sebagai
orang yang pendiam.
Ternyata, untuk menjadi pendiam itu ada
alasannya. Dari situlah, saya menjadi tahu kenapa ada orang yang
bersikap pendiam sehingga bisa saling mengenal karakternya satu sama
lain,” terang Ulin Nikmah anggota Dwi Teater SMA 2 Pati.
Tak hanya itu, dalam setiap proses
teater tentu dibutuhkan sikap kedisiplinan. Jika satu saja anggota
berlaku indisipliner tentu bisa mengganggu anggota yang lainnya. Dalam
berteater setiap anggotanya juga dituntut memiliki wawasan yang luas.
Tidak jarang, sebuah naskah itu
merupakan tafsiran kejadian yang saat ini tengah terjadi. ”Pasti di
setiap naskah terdapat pesan moral. Dari situ, kami juga selalu belajar
agar dapat menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua ekskul Dwi Teater,
Elyssa Prasintahayu menyebutkan, saat ini belasan siswa SMA 2 Pati telah
tergabung dalam kelompok tersebut.
Berbagai macam karya juga telah
dihasilkan di pentas tersebut. ”Kami pernah mementaskan naskah berjudul
Dukun-dukunan, Tiyang, dan Janji Senja,” ujar Elyssa, kemarin.
Pentas itu banyak dibawakan dalam
berbagai kegiatan, seperti saat perpisahan, pentas produksi, hingga
festival teater pelajar di Kabupaten Pati. Bahkan, mereka juga pernah
membawa pulang juara dalam festival tersebut. Saat ini, mereka juga
mengaku tengah mempersiapkan proses produksi.
Mereka tengah bersiap membawakan lakon
berjudul ”Padhang Bulan”. Naskah itu menceritakan tentang hilangnya
tradisi bermain di tanah lapang saat bulan purnama.
Budaya itu menghilang karena anak zaman
sekarang telah banyak tersandera dengan Androidnya. Penyalahgunaan
teknologi berujung lunturnya sikap sosial dan mengarah pada
individualisme.Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ajarkan-pendidikan-karakter-lewat-seni-peran/