Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Februari 2017

Ajarkan Pendidikan Karakter lewat Seni Peran EKSPRESI PELAJAR - Dwi Teater, Kelompok Teater SMA 2 Pati






PATI = SELAIN fokus dalam dunia akademis peserta didik, SMA 2 Pati juga menjadikan pendidikan karakter sebagai perhatian utama. Kepandaian secara akademis dinilai dapat berjalan baik jika disokong dengan karakter siswa yang juga baik.

Hal itu tentu juga senada dengan semangat yang diajarkan dalam Kurikulum 2013. Beragam cara pun dilakukan agar peserta siswa SMA 2 Pati dapat memahami pendidikan karakter.
Salah satunya lewat seni peran yang diajarkan dengan ekstrakurikuler teater di sekolah tersebut. Salah satu poin penting dalam seni teater itu diakuinya adalah bentuk kolektifitas.
Untuk dapat menyajikan sebuah pementasan teater yang baik tentu dibutuhkan kerja sama seluruh pihak, baik pemain, sutradara, penata musik, penata panggung, maupun manajemen produksi. Dengan begitu, para siswa diharapkan dapat saling menghargai satu sama lain.
Selain itu, nilai yang penting dalam teater adalah setiap anggotanya akan diajarkan mengenal berbagai macam karakter. ”Terkadang ada adegan yang meminta saya untuk berperan sebagai orang yang pendiam.
Ternyata, untuk menjadi pendiam itu ada alasannya. Dari situlah, saya menjadi tahu kenapa ada orang yang bersikap pendiam sehingga bisa saling mengenal karakternya satu sama lain,” terang Ulin Nikmah anggota Dwi Teater SMA 2 Pati.
Tak hanya itu, dalam setiap proses teater tentu dibutuhkan sikap kedisiplinan. Jika satu saja anggota berlaku indisipliner tentu bisa mengganggu anggota yang lainnya. Dalam berteater setiap anggotanya juga dituntut memiliki wawasan yang luas.
Tidak jarang, sebuah naskah itu merupakan tafsiran kejadian yang saat ini tengah terjadi. ”Pasti di setiap naskah terdapat pesan moral. Dari situ, kami juga selalu belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua ekskul Dwi Teater, Elyssa Prasintahayu menyebutkan, saat ini belasan siswa SMA 2 Pati telah tergabung dalam kelompok tersebut.
Berbagai macam karya juga telah dihasilkan di pentas tersebut. ”Kami pernah mementaskan naskah berjudul Dukun-dukunan, Tiyang, dan Janji Senja,” ujar Elyssa, kemarin.
Pentas itu banyak dibawakan dalam berbagai kegiatan, seperti saat perpisahan, pentas produksi, hingga festival teater pelajar di Kabupaten Pati. Bahkan, mereka juga pernah membawa pulang juara dalam festival tersebut. Saat ini, mereka juga mengaku tengah mempersiapkan proses produksi.
Mereka tengah bersiap membawakan lakon berjudul ”Padhang Bulan”. Naskah itu menceritakan tentang hilangnya tradisi bermain di tanah lapang saat bulan purnama.
Budaya itu menghilang karena anak zaman sekarang telah banyak tersandera dengan Androidnya. Penyalahgunaan teknologi berujung lunturnya sikap sosial dan mengarah pada individualisme.

Sumber Berita : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ajarkan-pendidikan-karakter-lewat-seni-peran/